Konten Media Partner

Obat Nyamuk dari Rimpang Jeringau Antar Siswa Surabaya Jadi Juara OPSI

11 Desember 2019 16:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiga siswa SMP Al Hikmah Surabaya membuat obat nyamuk elektrik dari bahan rimpang jeringau. Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Tiga siswa SMP Al Hikmah Surabaya membuat obat nyamuk elektrik dari bahan rimpang jeringau. Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Tiga siswa SMP Al Hikmah Surabaya membuat obat nyamuk elektrik dari bahan rimpang jeringau atau acorus calamus. Kelebihan dari rimpang jeringau ada pada aromanya yang tidak disuka nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus penyebab demam berdarah dengue (DBD).
ADVERTISEMENT
Penelitian Kaisa Sabila Rahma, Nashita Aulia, dan Tanzilun Ni'mah ini bahkan membuahkan medali emas di ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat Nasional 2019 yang berlangsung di Jakarta pada 26-30 November 2019.
Menurut Kaisa, tanaman rimpang jeringau masih jarang dimanfaatkan sebagai pilihan obat nyamuk.
"Tanaman ini (rimpang jeringau) mempunyai aroma. Kalau tanaman ada aromanya pasti ada kandungan minyak atsiri. Nah setelah kami teliti, ternyata minyak ini bisa dibuat untuk membasmi nyamuk penyebab DBD itu tadi," ungkap Kaisa ketika ditemui Basra, Selasa (10/12).
Untuk proses pembuatannya, pertama tanaman rimpang jeringau dipotong kecil-kecil. Setelah itu, rimpang jeringau dikeringkan dengan suhu 60 derajat celcius selama tiga jam.
Setelah kering, tanaman dimaserasi dengan alkohol 96 persen selama satu hari. "Nah setelah itu cairan bisa digunakan sebagai cairan obat nyamuk elektrik. Jadi refilnya," jelas Kaisa.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya penelitian ini, Kaisa dan kawan-kawan berharap obat anti nyamuk ini bisa menjadi alternatif obat nyamuk yang sudah ada. Apalagi bahan-bahan yang mereka gunakan tergolong ramah lingkungan.
"Tentunya, kami akan melakukan penelitian lebih lanjut terkait rimpang jeringau. Terus kami akan menyempurnakan lagi biar menjadi lotion, dan lain-lain. Sehingga dapat lebih bermanfaat untuk masyarakat," pungkasnya.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, ada lebih dari 13 ribu kasus DBD yang terjadi di Indonesia sampai awal 2019. Dari jumlah tersebut, angka kematian akibat DBD mencapai 133 jiwa.