Konten Media Partner

Orang Tua Wajib Tahu, Ini Cara Mencintai Anak dengan Lebih Baik

28 Maret 2023 11:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan orang tua bersama anak. Foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan orang tua bersama anak. Foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Ada cinta dari orang tua yang dapat membahayakan anak. Misalnya saja masih melakukan kekerasan hingga terlalu memanjakan anak.
ADVERTISEMENT
Di mana, hal ini dapat mempengaruhi proses belajar dan adaptasi pada anak.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Yulia Indriati, praktisi parenting dari KeluargaKita dalam kegiatan parenting yang diadakan Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) dan NusantaRun.
Lantas bagaimana prinsip mencintai anak dengan lebih baik?
Menurut Yulia, mencintai anak dengan lebih baik yaitu, orang tua dapat mendisiplinkan anak bukan hasil dari ancaman dan hukuman.
"Selain itu, orang tua harus menjadi penengah ketika anak berkelahi dengan temannya, memuji proses bukan hasil akhir yang dikerjakan anak, dan mengutamakan empati," ucapnya, Selasa (28/3).
Sementara dalam proses belajar mengajar anak, orang tua dan guru harus kompak. Misalnya saja, orang tua bisa membantu guru memahami anak dengan lebih baik.
Pasalnya, keterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya akan mendukung capaian belajar dan kemampuan beradaptasi anak.
ADVERTISEMENT
"Sampaikan ke guru bagaimana sifat anak, infokan rutinitas anak yang mempengaruhi proses belajar, infokan gaya belajar anak di rumah,” ungkapnya.
Yulia menjelaskan etika komunikasi orang tua ke guru juga perlu dilakukan. Seperti jujur dan terbuka, memberi umpan balik, memperhatikan waktu, dan berprasangka baik.
“Memperhatikan waktu karena orang tua juga harus memahami kalau guru tidak hanya menghandle anak kita tapi juga anak-anak sekelas. Lalu punya prasangka baik, beri kepercayaan pada guru. Ajak kolaborasi untuk memenuhi kebutuhan belajar anak,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rizqy Rahmat Hani, ketua KPM berharap, kegiatan ini menimbulkan inisiatif dari orang tua dan pihak sekolah dapat saling melibatkan dalam proses pendidikan sang anak.
“Tidak ada lagi orang tua yang menganggap proses menyekolahkan anaknya adalah transaksional, ketika merasa sudah bayar jadi melepas begitu saja. Tidak ada lagi pihak sekolah yang mengajak orang tua bertemu hanya ketika perilaku anaknya menantang,” tukasnya.
ADVERTISEMENT