Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Outing Class Dilarang Imbas Terjadinya Sejumlah Kecelakaan, Begini Kata Pakar
7 Februari 2025 5:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sejumlah kecelakaan yang dialami oleh para siswa dalam kegiatan outing class memicu beberapa daerah mengeluarkan larangan outing class ke luar kota, salah satunya di Sidoarjo dan Mojokerto.
ADVERTISEMENT
Kebijakan tersebut mendapat tanggapan dari Pakar Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Achmad Hidayatullah Ph.D.
Pria yang kerap disapa Dayat itu mengatakan, outing class sebenarnya memiliki tujuan baik. Hal ini juga dikarenakan adanya keyakinan yang dipegang oleh guru bahwa outing class merupakan pendekatan yang inovatif dan memberikan pengalaman belajar yang kaya.
“Kegiatan outing class ini melibatkan banyak hal seperti kemampuan kognitf, afektif dan psikomotor di alam,” ujar Dayat dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Jumat (7/2).
Menurut Dayat, berdasarkan hasil riset outing class memang memiliki dampak positif untuk perkembangan siswa.
“Persoalan banyaknya kecelakaan yang terjadi dalam outing class yang memakan korban, tanpa mempertimbangkan keselamatan, saya khawatir ini dianggap sebuah kenormalan,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dayat khawatir outing class yang seringkali lalai terhadap pertimbangan keselamatan ini sudah menjadi habitus di antara penyelenggara pendidikan.
Menurutnya, secara simbolik, kegiatan outing class menjadi simbol sekolah yang inovatif dan memberikan pengalaman belajar yang kaya bagi siswa. Namun jika aspek keselamatan ini diabaikan, maka kapital simbolik ini justru menjadi beban moral dan sosial.
Oleh karena itu, perlu ada perubahan habitus di mana keselamatan terhadap siswa dan guru ini perlu di prioritaskan.
Keputusan yang diambil sekolah atau guru dalam kegiatan outing class ini sebetulnya digerakkan oleh sistem beliefs yang dianut oleh mereka bahwa mereka berhak menentukan metode belajar yang terbaik.
“Jika demikian maka kritik orang tua terkadang tidak dipertimbangkan. Oleh karena itu perlu ada perubahan paradigma juga, pertimbangan orang tua siswa juga perlu diperhatikan,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT