Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Pakar: Makanan Enak di Mulut Belum Tentu Enak untuk Tubuh
8 Agustus 2023 10:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Di tengah kemajuan teknologi, masyarakat Indonesia semakin mudah mengakses makanan apa pun yang mereka inginkan. Padahal, tidak semua makanan tersebut sehat. Akibatnya, masalah imunitas di Indonesia semakin tinggi karena konsumsi makanan tidak sehat dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
“Untuk membentuk manusia yang unggul dan tangguh pasti butuh kesehatan, terutama ditunjang oleh sistem imunitas. Makanan yang kita rasakan enak di mulut, belum tentu enak untuk tubuh kita,” jelas Koordinator Program Studi S2 Imunologi Sekolah Pascasarjana Unair Prof Dr Theresia Indah Budhy drg MKes
Perempuan yang kerap disapa There ini menyadari bahwa untuk mencari makanan sehat tidak sebanyak makanan yang tidak sehat. Terkadang, masyarakat tidak sadar bahwa suatu makanan yang berbahan dasar alami pun bisa jadi tidak sehat karena penggunaan bahan kimia dalam satu prosesnya.
“Mungkin dari cara mempertahankan supaya tidak dimakan binatang, semprot dengan bahan kimiawi. Kemudian ketika masak tambah bumbu-bumbu kimiawi karena memang bahan kimiawi biasanya enak,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Alumni Magister Imunologi Sekolah Pascasarjana Unair Dr dr Arif Rahman Nurdianto MImun MH juga membenarkan pendapat tersebut. Sebagai seorang dokter sekaligus Kepala Puskesmas, ia kerap kali terlibat langsung dengan segala permasalahan yang ada di masyarakat.
Kebiasaan konsumsi yang tidak sehat membawa dampak buruk bagi kesehatan, salah satunya adalah obesitas. Arif mengungkapkan bahwa obesitas tidak hanya berhenti di masalah berat badan. Permasalahan kesehatan lainnya akan muncul ketika seseorang mengalami obesitas.
“Akibat obesitas itu salah satunya adalah merusak dari sistem keseimbangan tubuh. Jadi bisa memicu Diabetes Melitus, gangguan di kardiovaskular kita, kemudian gangguan dari sistem metabolisme yang lain hingga bisa mengalami gagal ginjal yang sifatnya kronis,” sebutnya.
Untuk mencegah dan menghindari permasalahan kesehatan di atas, penting bagi setiap masyarakat untuk lebih hati-hati dalam memilih makanan. Arif menjelaskan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan Puskesmas untuk berkonsultasi terkait masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kita bisa konsultasi. Kalau di Puskesmas itu selalu ada ahli gizinya, itu gratis, hanya cukup menunjukkan kartu BPJS, bahkan KTP saja juga bisa,” lanjutnya.
Dengan demikian, masyarakat dapat berdiskusi secara langsung dengan ahli gizi dan bukan dari informan yang tidak jelas sumbernya. Arif juga mengimbau masyarakat untuk memastikan apakah makanan tersebut tergolong makanan cepat saji, baik atau tidak, serta bagaimana efek jangka panjangnya.