Konten Media Partner

Pakar: Profesi Akuntan Tak Akan Hilang Meski Industri 4.0

12 Juli 2022 15:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Kiri ke kanan) Rektor UHW Perbanas, Dr. Yudi Sutarso, S.E., M.Si, bersama Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik Prof. Dr. Dian Agustia, S.E, M.Si., Ak. CMA.,CA, dan Prof. Drs. Basuki, M. Com(HONS), Ph.D., Ak., CA., CMA., ASEAN CPA., Ketua IAI wilayah Jawa Timur. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
(Kiri ke kanan) Rektor UHW Perbanas, Dr. Yudi Sutarso, S.E., M.Si, bersama Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik Prof. Dr. Dian Agustia, S.E, M.Si., Ak. CMA.,CA, dan Prof. Drs. Basuki, M. Com(HONS), Ph.D., Ak., CA., CMA., ASEAN CPA., Ketua IAI wilayah Jawa Timur. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Profesi akuntan tidak akan hilang dalam karir, bahkan tetap relevan dengan era industry 4.0. Hanya saja ilmu akuntansi harus melakukan evolusi agar tetap relevan dengan jamannya.
ADVERTISEMENT
Era Revolusi Industri 4.0 atau dapat disebut juga sebagai era disrupsi digital merupakan masa terjadinya perubahan masif di segala lini kehidupan akibat berkembangnya teknologi dan inovasi digitalisasi. Sistem dan struktur perusahaan di berbagai sektor pun ikut berubah. Perusahaan kini lebih mengutamakan efisiensi dengan memaksimalkan penggunaan teknologi dan mengurangi kegiatan yang dilakukan secara manual.
Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik Prof. Dr. Dian Agustia, S.E, M.Si., Ak. CMA.,CA. mengungkapkan di era disrupsi digital profesi akuntan menghadapi tantangan karena dengan kemajuan transformasi teknologi maka perubahan transformasi teknologi tentu akan berimbas pada akuntansi.
"Akuntansi ini kan produknya memberikan informasi tentang perusahaan ataupun institusi. Nah, kalau akuntan tidak berusaha menghadapi tantangan itu termasuk di perguruan tinggi yang berhubungan dengan profesi akuntansi, maka kita harus memberikan the future skill kepada para mahasiswa yang nantinya lulus bisa menghadapi era yang sekarang," jelas Dian, disela penyelenggaraan Konferensi Regional Akuntansi (KRA) IX Tahun 2022 bertajuk "The Futures Skills for Accountant in Digital Disruption Era", di UHW Perbanas, Selasa (12/7).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut dituturkan Dian, untuk akuntansi saat ini banyak bisnis baru bermunculan. Sedangkan untuk akuntansi untuk bisnis tertentu, Dian tak menampik nantinya akan tenggelam.
"Untuk akuntansi reguler seperti debet kredit memang akan tergantikan oleh mesin. Tetapi yang tidak akan pernah mati itu adalah profesi akuntansi. Kalau dulu profesi akuntansi akan menjawab laporan yang menginformasikan kinerja perusahaan, maka sekarang dia dituntut lebih dari itu," paparnya lagi.
Laporan keuangan perusahaan saat ini, kata Dian, tidak hanya sekedar memberikan informasi keuangan tapi bagaimana kinerja sosial maupun kinerja lingkungan dari suatu perusahaan.
Dian menegaskan, profesi akuntan akan beradaptasi dengan ruangan informasi yang dibutuhkan stakeholder.
Sementara itu Prof. Drs. Basuki, M. Com(HONS), Ph.D., Ak., CA., CMA., ASEAN CPA., Ketua IAI wilayah Jawa Timur menuturkan di era disrupsi memungkinkan beberapa profesi akan hilang, misalnya kasir ataupun sopir taksi.
ADVERTISEMENT
"Banyak sekali profesi yang dimungkinkan hilang, tapi banyak juga bisnis-bisnis baru yang bermunculan karena adanya disrupsi digital, misalnya penjualan online," ujarnya saat dijumpai dalam kesempatan yang sama.
Lebih lanjut dikatakan Basuki, saat ini dalam akuntansi tidak bisa lagi hanya mengajarkan soal debet kredit. Harus ada re design dari kurikulum akuntansi yang dibutuhkan mahasiswa atau para pelaku bisnis di masa yang akan datang.
"Jadi segala (profesi) yang nantinya hilang adalah yang sifatnya pengulangan atau prediktif (yang bisa diramalkan). Itu semua bisa digantikan komputer atau kecerdasan buatan," tandasnya.