Konten Media Partner

Pasangan Pemulung Asal Mojokerto Berangkat Haji Tahun Ini

31 Mei 2024 6:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Khumaidi, pemulung asal Mojokerto, yang tahun ini naik haji bersama sang istri.
zoom-in-whitePerbesar
Khumaidi, pemulung asal Mojokerto, yang tahun ini naik haji bersama sang istri.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Khumaidi Katijan (49 tahun) hingga saat ini masih tidak menyangka jika ia dan istri tercintanya, Siti Fatimah (45 tahun), dapat berangkat ke tanah suci untuk memenuhi kewajiban rukun Islam kelima.
ADVERTISEMENT
Pria asal Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung barang bekas di TPA Karangdiyeng, Kecamatan Kutorejo, Mojokerto, ini merasa bahagia karena dapat berhaji setelah sempat tertunda selama tiga tahun karena pandemi.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur tahun ini dipanggil untuk berhaji ke Baitullah,” tutur bapak dua anak ini, saat ditemui di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Khumaidi dan istri semestinya berangkat haji pada tahun 2021 namun saat itu penyelenggaraan ibadah haji ditiadakan karena pandemi COVID-19.
Khumaidi menceritakan keinginan untuk pertama kali mendaftar haji datang dari sang istri. Awalnya dia sempat pesimis karena merasa hanya seorang pemulung.
“Saya ini cuma pemulung barang bekas, biaya haji kan mahal apalagi kalau berdua,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Rupanya keinginan sang istri tersebut tak dianggap sebelah mata oleh Khumaidi meski baginya itu bukan hal mudah.
“Pada tahun 2011 itu kebetulan tabungan kami sudah terkumpul Rp 10 juta. Awalnya ingin saya belikan tanah kecil-kecilan tetapi saya ingat kalau istri ingin berangkat haji. Dibantu dana talangan, akhirnya saya bisa mendaftar haji,” terang Khumaidi.
Setelah mendaftar haji, Khumaidi berusaha menabungkan sebagian besar pendapatannya untuk persiapan dana pelunasan.
“Dari memulung, saya bisa memperoleh uang penghasilan seratus ribu rupiah atau kalau sedang sepi ya kurang dari seratus ribu rupiah per hari,” kenangnya.
Dari penghasilan tersebut, ia pergunakan Rp 25 ribu untuk keperluan sehari-hari, sedangkan sisanya ia sisihkan sebagai tabungan haji.
Untuk menambah penghasilannya, Khumaidi dan istrinya sempat mempunyai usaha membuat batu bata merah. Meski cukup membantu perekonomiannya, usaha ini sudah berhenti semenjak 4 tahun lalu karena tanahnya sudah habis.
ADVERTISEMENT
Di tanah suci nanti, dia akan memohonkan doa supaya anak-anaknya dan saudara-saudaranya bisa berangkat ke tanah suci seperti dirinya. Dia juga berharap ia dan keluarganya diberikan kehidupan yang barokah oleh Allah SWT.
Khumaidi dan istrinya tergabung dengan kloter 65. Mereka telah terbang ke tanah suci pada Rabu (29/5).