Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Pedagang Bakiak di Jalan Panggung Surabaya, Dulu Puluhan Kini Tersisa 1 Orang
24 Mei 2021 17:03 WIB
ADVERTISEMENT
Jalan Panggung, Pabean Cantikan, Surabaya, dulu dikenal sebagai sentra pedagang sandal bakiak kayu. Puluhan pedagang menggelar dagangan bakiaknya di sepanjang jalan di kawasan kota tua Surabaya itu.
ADVERTISEMENT
Namun kini, puluhan pedagang bakiak tersebut tak dapat lagi dijumpai. Kini hanya tersisa 1 orang yang masih setia mengais rejeki di Jalan Panggung. Dia adalah Imam Ghozali.
"Dulu ada sekitar dua puluhan yang jual bakiak disini. Apalagi kalau deket-deket puasa yang jual makin banyak. Tapi sekarang tinggal saya sendirian," ujar Imam saat ditemui Basra di lapaknya, Senin (24/5).
Dikatakan Imam, makin sedikitnya peminat bakiak tak lagi menjanjikan profesi pedagang sandal asli Dampit, Malang, ini bertahan. Mereka memilih pulang kampung dan tak lagi berjualan bakiak di Jalan Panggung.
"Sudah tiga tahun ini saya sendiri yang jual bakiak disini," imbuh pria yang sudah berjualan bakiak di Jalan Panggung sejak tahun 1990an.
Imam mengaku tak punya pilihan lain selain bertahan sebagai pedagang bakiak. Tak mungkin bagi Imam untuk memboyong pulang kampung keluarganya yang kini tinggal di sebuah rumah kontrakan di kawasan Masjid Ampel.
ADVERTISEMENT
"Anak-anak sekolah disini, mau pulang kampung juga nanti kerja apa? Malah jadinya nganggur, wis ditelateni ae dodolan nang kene (ya sudah ditelateni saja jualan disini), rejeki kan nggak kemana," tukas pria paruh baya ini.
Kondisi pandemi kian menyulitkan Imam mendapatkan pembeli. Jika sebelum pandemi, Imam mampu menjual sekitar 50 pasang bakiak setiap harinya. Namun saat pandemi, penjualan terjun bebas hingga 50 persen.
"Ramainya pas hari Kamis dan Jumat, banyak peziarah Sunan Ampel yang mampir kesini. Alhamdulillah, disyukuri saja rejeki yang didapat," ujarnya.
Imam setiap harinya mulai menggelar terpal yang diisi tumpukan sandal dampit alias bakiak kayu mulai jam 8 pagi hingga jam 4 sore.
Pembeli bakiak Imam kebanyakan para takmir masjid atau pengurus mushola di kantor-kantor.
ADVERTISEMENT
Imam tidak membuat sendiri sandal bakiak itu, ia hanya ambil stok barang dari pengerajin di Dampit, Kota Malang. Dalam sebulan ia bisa mengambil sekitar 120 kodi bakiak berbagai jenis dan ukuran.
"Tiap 15 hari dikirim kesini, saya tinggal ngasih uang aja," imbuhnya.
Berbagai model bakiak yang ditawarkan Imam, mulai dari bakiak khusus refleksi, bakiak full color bermotif bunga, hingga bakiak polosan tanpa warna yang masih nampak serat kayunya.
Imam membandrol harga bakiaknya paling murah Rp 10 ribu dan paling mahal Rp 25 ribu per pasang.