Pemuda Berkain Surabaya, Wadah Anak Muda Bergaya dengan Wastra

Konten Media Partner
3 Desember 2022 16:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komunitas Pemuda Berkain Surabaya (PBS). Foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Komunitas Pemuda Berkain Surabaya (PBS). Foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keinginan Gerak Samudra untuk mengenalkan wastra (kain) nusantara pada generasi muda patut diacungi jempol.
ADVERTISEMENT
Lewat komunitas Pemuda Berkain Surabaya (PBS), Gerak mengajak anak-anak muda di Surabaya untuk mengekspresikan diri mereka.
Kepada Basra, Gerak bercerita, komunitas tersebut berdiri pada awal 2021 lalu. “Awalnya saya melihat di Jakarta banyak anak muda menggunakan kain, lalu saya berinisiatif untuk memberikan wadah bagi anak-anak muda Surabaya agar lebih percaya diri menggunakan kain. Akhirnya saya bikin platform kalau berkain di Surabaya itu juga bisa," tuturnya, Sabtu (3/12).
Seiring berjalannya waktu, Gerak mengaku jika anggota komunitas terus bertambah dan kerap mengadakan kegiatan.
Bahkan, dalam beberapa kesempatan, mereka juga tak malu untuk berkain sesuai dengan style masing-masing anggota.
"Kegiatan kita tidak terbatas, apa pun kegiatannya yang penting member di dalamnya suka dan mau mengeksekusi event tersebut. Misalnya fashion show, lalu ada yang suka musik, sampai ke pameran seni," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Terkait berkain sendiri, Gerak tidak memaksakan kepada anggotanya untuk harus mengenakan kain dalam sehari-hari.
"Sistem yang saya pakai santai aja, yang penting mereka kenal dulu, mereka tertarik, mereka interest dulu. Yang penting kita sudah membuat lingkungan yang nyaman, terbuka, dan aksesnya mudah digapai anak-anak muda," tambahnya.
Dengan adanya komunitas tersebut, Gerak berharap akan lebih banyak anak muda di Surabaya yang mau berkain dan melestarikan budayanya.
"Jangan pernah malu untuk mengenal budaya kita sendiri, karena suatu hari yang meneruskan budaya kita ya kita sendiri. Daripada kita membuang atau meninggalkan budaya itu, kita bawa saja budaya itu ke gaya hidup kita," pungkasnya.