Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Peneliti Temukan Mikroplastik pada Kantong Teh Celup Populer di Indonesia
7 Februari 2025 7:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Tim peneliti Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) sebuah Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, menemukan kandungan mikroplastik dalam kantong teh celup.
ADVERTISEMENT
Rafika Aprilianti peneliti mikroplastik Ecoton mengungkapkan, penelitian itu dilakukan pada lima merek teh yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Hasilnya, ditemukan kandungan mikroplastik pada kantung teh celup.
"Kantung teh celup dapat melepaskan mikroplastik ke dalam teh karena ada proses pemanasan. Panas, cahaya UV, dan gesekan dapat mempengaruhi perubahan plastik menjadi mikroplastik," terang Rafika, dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Jumat (7/2).
Rafika menjelaskan penelitian tersebut dilakukan dengan dua perlakuan, yakni sesuai kebiasaan masyarakat ketika menyeduh teh celup.
Perlakuan pertama, teh celup diletakkan pada air selama proses pemanasan hingga suhu 95 derajat celsius. Sedangkan perlakuan kedua, teh celup dimasukkan setelah pemanasan air hingga suhu 95 derajat celsius dan diaduk selama 5 menit.
ADVERTISEMENT
"Setiap merek dan perlakuan, menggunakan air sebanyak 200 ml,” imbuhnya.
Rafika mengungkapkan, mikroplastik merupakan partikel asing bagi tubuh. Sehingga ketika masuk ke dalam tubuh maka akan berdampak buruk bagi kesehatan, seperti menyebabkan inflamasi, gangguan hormon bahkan kanker.
"Ketika mikroplastik masuk ke dalam tubuh, partikel-partikel kecil tersebut dapat terserap di saluran pencernaan dan masuk ke dalam darah. Dari situ, mikroplastik dapat menyebar ke berbagai organ seperti otot, hati, ginjal, jantung, bahkan otak," jelasnya.
“Karena sifatnya yang sulit terurai, mikroplastik cenderung bertahan dalam tubuh dan menumpuk seiring waktu,” sambungnya.
Ia mengingatkan, keberadaan mikroplastik dalam tubuh dapat memicu berbagai dampak negatif, seperti stres oksidatif, peradangan dan kerusakan sel.
Dalam jangka panjang, kondisi itu berisiko menyebabkan peradangan kronis yang dapat berujung pada kematian sel, serta meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang lebih serius.
ADVERTISEMENT
Solusi agar terhindar dari teh yang mengandung mikroplastik, kata dia, bisa memilih teh daun asli tanpa kantong teh dan menggunakan saringan stainless steel, teko atau french press untuk menyeduh teh.
“Di masa lalu, penyeduhan teh lebih sederhana, alami dan bebas dari kontaminasi plastik. Teh diseduh langsung dengan daun teh dalam teko atau cangkir, tanpa menggunakan kantong teh berbahan plastik. Selain lebih alami, cara ini juga lebih ramah lingkungan,” tandasnya.
Mengutip data di jurnal Environmental science yang dirilis tahun 2024, Rafika menuturkan jika masyarakat Indonesia paling banyak mengkonsumsi mikroplastik kedua, setelah negara Malaysia.
"Salah satunya, selain dari kemasan kotak minuman, dan dari sampah, sumbernya itu salah satu yang terbesar, dari teh celup tadi," tukasnya.
ADVERTISEMENT