Penggunaan Micin atau MSG Bisa sebabkan Kebodohan, Benarkah?

Konten Media Partner
23 Mei 2023 15:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MSG (Monosodium Glutamat) atau biasa dikenal sebagai micin, sering kali disebut dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan tubuh. Misalnya saja dapat memicu terjadinya kelebihan berat badan (obesitas), kanker, hingga penyebab kebodohan.
ADVERTISEMENT
Lantas, bolehkah penggunaan micin pada makanan?
Menjawab hal tersebut, Prof. Dr. Hanifah Nuryani Lioe dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor mengatakan, jika micin sebenarnya boleh digunakan pada masakan atau pada produk olahan.
"Bahkan itu sudah diizinkan oleh BPOM melalui regulasi BPOM No 11 tahun 2019 telah dinyatakan bahwa monosodium glutamat atau micin ini sebagai bahan tambahan pangan penguat rasa. Jadi diizinkan oleh BPOM. Penggunaannya sampai batas maksimal sekecil mungkin yang dapat memberikan rasa sesuai keinginan," kata Prof. Hanifah ketika ditemui Basra dalam workshop 'Cinta Pakai Micin, Why Not?' yang diadakan oleh P2MI, Selasa (23/5).
Prof. Hanifah menyebut, jika bentuk garam dari natrium (Na) dan asam glutamat alami juga sudah terdapat di bahan alami seperti keju parmesan, telur ayam, daging sapi, hingga tomat
ADVERTISEMENT
"Bahkan dari sejak bayi sebenarnya kita sudah dikenalkan dengan makanan yang enak, karena di air susu ibu terdapat 22mg/ 100g terdapat kadar glutamat," sebutnya.
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
Meski penggunaan micin dalam masakan diperbolehkan, Prof Hanifah mengungkapkan jika pemberian asupan natrium yang berlebihan juga dapat berpotensi menimbulkan hipertensi di masa depan.
"Hipertensinya memang bukan sekarang, tapi di masa depan kalau kita banyak mengonsumsi makanan yang tinggi sodium, natrium. Jadi penggunaannya harus tetap dibatasi. Untuk batasannya seminimal mungkin," ungkapnya.
Ketika ditanya lebih lanjut terkait pernyataan micin bisa menyebabkan kebodohan, Prof. Hanifah menjawab jika hal tersebut belum ada pembuktian.
"Dari hasil percobaan hewan belum ada membuktika bahwa konsumsi MSG melalui makanan dapat menyebabkan penumpukan MSG di otak misalnya. Ada hasil percobaan hewan yang menemukan itu, tapi itu MSG-nya yang disuntikkan di kulit. Jadi tidak melalui makanan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Prof. Hanifah berpesan kepada masyarakat agar bijak dalam menggunakan MSG dan tidak berlebihan.
"Kita sendiri harusnya bisa mengetahui apa pun yang kita konsumsi jika berlebihan bisa menjadi racun di dalam tubuh. Jadi jangan berlebihan," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Satria Gentur Pinandita selaku Ketua Bidang Komunikasi P2MI mengatakan, kegiatan ini sengaja digelar untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan micin dengan tepat.
"Karena masih banyak tanggapan miring beredar di masyarakat mengenai micin ini. Melalui workshop ini diharapkan masyarakat bisa lebih paham terkait penggunaan micin di bahan makanan," tutupnya.