Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Perayaan Agung Jubileum di Gereja Katolik Surabaya, Ibadah 300 Umat Disabilitas
2 Mei 2025 8:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Ada pemandangan berbeda di Gereja Hati Kudus Yesus (HKY) Surabaya pada Kamis 1 Mei 2025. Dalam rangka perayaan agung Jubileum 2025, pihak gereja mengkhususkan ibadah di hari itu untuk umat penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
Tahun 2025 bagi umat Katolik merupakan tahun agung bertepatan dengan Jubileum yang diselenggarakan setiap 25 tahun sekali di Vatikan. Oleh karena itu, Gereja HKY memanfaatkan momentum tersebut dengan memberikan misa khusus kepada jemaat penyandang disabilitas sebagai salah satu upaya memberikan kesempatan dan hak yang sama bagi mereka untuk beribadah.
Kepala Uskup Surabaya MGR Agustinus Tribudi Utomo, mengungkapkan kegiatan ini terinspirasi dari mendiang Paus Fransiskus yang selalu menjadwalkan di setiap keuskupan untuk Jubileum difabel. Sejak tahun 2015 keuskupan Surabaya sudah membentuk komunitas Petrus untuk bisu tuli yang menjadi embrio pastoral difabel yang sudah memiliki nilai keabsahan sejak tahun 2019.
“Mendiang Paus Fransiskus selalu menjadwalkan rutin untuk mengadakan Jubileum difabel di setiap keuskupan diseluruh gereja katolik didunia. Dan keuskupan Surabaya sudah mengawalinya sejak didirikannya komunitas Petrus untuk difabel bisu tuli sejak tahun 2015, kemudian pada tahun 2019 Gereja keuskupan Surabaya mendirikan pastoral difabel atau penggembalaan bagi penyandang disabilitas sebagai salah satu upaya mewujudkan gereja ramah difabel,” ujarnya usai memimpin perayaan Jibelium difabel.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Romo Agustinus Tribudi juga ingin membuat Gereja Katolik memiliki peran penting bagi keberlangsungan hidup para penyandang disabilitas yang beragama Katolik untuk penguatan iman. Selain memberikan fasilitas yang memadai dan pendampingan yang baik agar mereka dapat menerjemahkan secara benar dari setiap doa yang dipanjatkan saat beribadah di gereja. Tetapi harapan dan keinginan tersebut belum sepenuhnya berjalan dengan baik karena kendala teknis di masing-masing gereja.
“Kami dari keuskupan mempunyai beberapa program yang dapat menunjang kebutuhan jemaat penyandang disabilitas. Dari program tersebut diharapkan dapat dijadikan acuan setiap paroki gereja Katolik untuk mewujudkan ramah disabilitas, salah satu program tersebut adalah mereka mempunyai hak untuk ditumbuhkan imannya, bersosialisasi kepada sesama umat dan hak pelayanan secara khusus dengan masing-masing kategori disabilitasnya. Selama ini baptis umat difabel disamaratakan dengan yang lain dan bagi jemaat bisu tuli mereka tidak memahami secara detail rinciannya sehingga hak mereka untuk mengenal iman dan ajaran gereja tidak terpenuhi,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
Selain memanjatkan doa para jemaat penyandang disabilitas ditemani pendampingnya berbaris rapi untuk mengikuti sakramen pembagian Hosti yang dilakukan oleh romo gereja setempat. Kesempatan itu dimanfaatkan dengan baik oleh Chintya yang mengajak putranya Evan Anugerah untuk mengikuti doa tersebut hingga usai.
“Ini pertama kali buat Evan mengikuti Jubileum, kalau peribadatan misa bersama keluarga dan teman-temannya sering dilakukan. Selama mengikuti acara ia juga mendapatkan berkat berupa hosti dari romo raja atau king sebutan Evan kepada romo karena memakai jubah dan tongkat,” ujar umat Paroki Santo Yusuf Jember tersebut.