Konten Media Partner

Perdagangan NFT dari Kacamata Ekonomi Syariah

30 Januari 2022 11:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, nama Ghozali Everyday menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Pasalnya, pemuda 22 tahun ini berhasil menjual ratusan swafotonya dalam aset digital non-fungible token (NFT) dengan nilai miliaran rupiah.
ADVERTISEMENT
NFT sendiri merupakan salah satu produk dari teknologi blockchain yang dijual belikan dengan koin ether.
Menanggapi hal itu Pakar Ekonomi Syariah Unair Dr. Imron Mawardi, S.P., M.Si., mengatakan, NFT boleh diperjual belikan. Hal tersebut mengacu pada Fatwa MUI yang memperbolehkan cryptocurrency dengan underlying aset.
Aset pada NFT sendiri dapat berupa foto, lukisan, atau karya seni lainnya. Tentunya, aset-aset tersebut tidak boleh bertentangan dengan syariat dan memenuhi syarat sil’ah.
Ia menuturkan, nilai jual NFT tercipta dengan adanya keunikkan dalam suatu karya. Dalam kasus Ghozali, hal unik tersebut berada pada kebiasaan Ghozali berswafoto dengan pose yang selalu sama.
“Pada NFT, karya unik apapun itu dapat bernilai dan menciptakan pasar. Ketika ada pasar, nilai dari karya tersebut akan terus meningkat, tergantung dengan persepsi pasar. Dengan teknologi, hal tersebut akan menjadi lebih mudah,” tuturnya, Minggu (30/1).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, NFT dapat menjadi suatu instrumen investasi. Sebab nilainya yang mungkin akan naik beberapa tahun ke depan, seperti halnya bitcoin yang bernilai $0,30 di tahun 2011 kini telah bernilai lebih dari $40.
Hal tersebut bergantung kepada kepekaan individu menilai suatu barang yang berkemungkinan memiliki nilai tinggi di masa depan.
“Misalnya, foto pemain persebaya yang menciptakan goal diunggah pada marketplace NFT saat ini, mungkin beberapa tahun ke depan akan laku terjual dengan nilai yang tinggi. Karena memiliki nilai historis yang unik dan tidak bisa dipalsukan. Produk NFT ini sangat luas, kita harus benar-benar peka dalam membaca pasar,” jelasnya.
Meskipun tingkat penerimaannya belum besar, tren teknologi berbasis blockchain ini diperkirakan akan terus meningkat dan sangat berprospektif. Ketika penerimaan semakin luas, permintaan akan semakin tinggi, an harganya pun akan semakin naik.
ADVERTISEMENT
“Mungkin bagi kita tidak bernilai, tetapi bagi orang lain memiliki nilai. Sehingga semua dapat memiliki harga. Namun, masyarakat perlu berhati-hati dan harus memiliki pengetahuan dalam mengenali harga. Meskipun NFT berada pada pasar digital, tidak menutup kemungkinan adanya permainan pasar,” tambahnya.
Imron juga mengungkapkan terkait permainan pasar tersebut dapat tercipta dengan permintaan palsu, sehingga harga menjadi semu. Harga semu yang mahal otomatis akan membuat harga sebenarnya menjadi naik berkat persepsi pasar.
“NFT ini banyak sekali kelebihannya. Keunikan yang tercipta akan membuat orang membeli aset tersebut. Namun, kita perlu juga melihat apakah barang tersebut sesuai dengan syariat atau tidak. Dan jangan lupa untuk terus berhati-hati, meskipun dalam pasar digital,” pungkasnya.