Perjalanan Ivon Maria, Belajar Piano di Meja yang Digambar Tuts

Konten Media Partner
22 September 2019 12:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ivon Maria Pek Pien.
zoom-in-whitePerbesar
Ivon Maria Pek Pien.
ADVERTISEMENT
Empat puluh tahun yang lalu, di saat istilah passion belum populer seperti saat ini, Ivon Maria Pek Pien sudah berjuang meraih yang dia inginkan. Ivon ingin mahir bermain piano. Bahkan saat tak punya piano sendiri, pendiri Wisma Musik Galaxy Surabaya ini menggunakan meja untuk belajar.
ADVERTISEMENT
“Dulu saya belajar piano pakai meja yang sudah digambari seperti tuts-tuts piano, karena memang tidak punya alat musik piano,” kenang perempuan kelahiran 16 Juli 1966.
Ivon yang mulai menyukai piano sejak usia enam tahun ini selalu semangat berlatih piano. Di usia 12 tahun, Ivon berhasil meraih kemenangan perdananya.
“Karena menang itu jadi masuk berita televisi. Saat itulah jadi ada yang berminat les musik ke saya,” kata ibu satu orang putra ini.
Ivon bahkan masih ingat honor pertama jadi pengajar piano privat. "Saya dibayar Rp 7.500 tiap bulan. Itu bayaran pertama saya mengajar musik piano saat masih berusia 12 tahun," katanya.
Seiring berjalannya waktu murid Ivon makin bertambah. Ini semua karena Ivon cukup telaten mengajari murid-muridnya. Ivon mengaku, bermain piano bersinggungan dengan kondisi psikologis seseorang.
ADVERTISEMENT
Menggunakan cara yang keras justru akan ‘mematikan’ nyawa dari musik piano itu sendiri. Jika hati gembira maka denting suara piano akan mengalir dengan sendirinya.
Di tahun 1998 Ivon akhirnya mendirikan sekolah musik piano yang diberi nama Wisma Musik Galaxy. Murid Ivon datang dari penjuru tanah air. Ivon bahkan telah membuktikan kalau musik piano tidak hanya cocok untuk musik klasik.
Perempuan yang juga piawai main gamelan dan drum itu kerap menggubah piano untuk komposisi yang unik. Misalnya dengan menambahkan peralatan makan dan bola pingpong pada pianonya. Ini dilakukannya sejak 2005.
“Jika kita menekuni sesuatu harus dengan sepenuh hati jangan setengah-setengah, kesabaran dan ketelatenan juga sangat dibutuhkan untuk dapat meraih sukses,” pungkas perempuan yang pernah berkolaborasi dengan Dr Subramaniam, komposer lagu Mahabharata, di Selandia Baru itu. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)
ADVERTISEMENT