Perjuangan Galuh, Driver Ojol Perempuan yang Tuli karena Kecelakaan

Konten Media Partner
1 Mei 2024 6:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Galuh, driver ojol perempuan yang tuli karena kecelakaan. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Galuh, driver ojol perempuan yang tuli karena kecelakaan. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nasib tragis harus dialami Galuh, driver ojek online (ojol) perempuan di Surabaya. Galuh harus rela kehilangan pendengarannya usai mengalami kecelakaan saat mengantar barang pada pertengahan 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
"Saya mengalami kecelakaan setelah satu setengah tahun jadi driver ojol. Kecelakaan tunggal," ungkap Galuh kepada Basra, (30/4).
Galuh menuturkan kehilangan pendengaran baru disadarinya setelah beberapa bulan terjadinya kecelakaan. Kerap tak nyambung saat diajak berkomunikasi oleh penumpang maupun rekannya sesama driver ojol, menjadi awal petaka bagi ibu dua anak ini.
"Nggak langsung (hilang pendengaran) setelah kecelakaan, baru tahu beberapa bulan setelahnya. Dari hasil pemeriksaan dokter, ada syaraf-syaraf di telinga yang sudah tidak bisa berfungsi karena benturan saat Kecelakaan," terangnya.
Mengetahui hal tersebut, Galuh pun sempat dilanda kesedihan mendalam. Namun saat melihat kedua buah hati dan ayah yang menjadi tanggungjawabnya, Galuh mencoba bangkit dan menerima kenyataan pahit tersebut.
"Hidup harus tetap berjalan, apalagi saya single parents, ada dua anak dan ayah yang menjadi tanggung jawab saya. Bagaimana pun saya harus tetap bersyukur pada Allah karena masih bisa selamat dari kecelakaan itu," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Galuh bercerita jika rumah tangganya harus kandas di tengah jalan karena orang ketiga. Sang suami meninggalkan Galuh saat dirinya tengah hamil anak kedua.
"Beberapa tahun setelah meninggalkan saya, saya dengar dia meninggal dunia," tutur perempuan yang kos di kawasan Kalijudan ini.
Mencoba menerima takdirnya sebagai penyandang tuna rungu, Galuh pun mulai belajar bahasa isyarat, bisindo. Bisindo merupakan penyampaian pesan Bahasa menggunakan dua tangan. Ini dipelajari Galuh secara otodidak melalui kanal YouTube.
"Saya belajar sendiri, supaya bisa komunikasi sama orang. Selain itu saya juga belajar membaca gerak bibir, supaya bisa nyambung saat ngobrol," tandasnya.
Bahkan jaket bertuliskan tuna rungu secara khusus dibuat Galuh. Jaket itu ia kenakan dalam kesehariannya sebagai driver ojol.
ADVERTISEMENT
"Kita kan dapat jaket dari aplikator, itu saya tambahi tulisan tuna rungu di bagian belakang. Ya supaya orang lain, terutama penumpang tidak salah paham saat saya tak mengerti apa yang mereka omongkan," tukasnya.