Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Perjuangan Loper Koran asal Surabaya Melanjutkan SMK di Usia 21 Tahun
23 Juli 2019 6:08 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB

ADVERTISEMENT
Pernah ingat lirik lagu 'Sore Tugu Pancoran' yang dinyanyikan Iwan Fals? Kira-kira seperti ini bunyi liriknya, ''Si Budi kecil kuyup menggigil, menahan dingin tanpa jas hujan, di simpang jalan Tugu Pancoran, tunggu pembeli jajakan koran. Menjelang magrib hujan tak reda, si Budi murung menghitung laba. Surat kabar sore dijual malam, selepas isya melangkah pulang. Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu, demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu. Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu, dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal''.
ADVERTISEMENT
Lirik lagu tersebut seolah mewakili kisah Rizki Romadoni. Sejak usia 10 tahun, Rizki sudah ikut menopang perekonomian keluarga dengan berjualan koran di Jalan Ambengan, Surabaya.
Kala itu, Rizki tak punya banyak pilihan, ayahnya yang bekerja sebagai sopir dan ibunya berjualan tisu keliling, tak bisa mencukupi memenuhi kebutuhan dirinya, satu kakaknya, dan tiga adiknya. Melihat kondisi perekonomian keluarga yang kurang, hati Rizki pun tergerak untuk membantu orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Rizki sempat putus sekolah saat masih duduk dibangku sekolah dasar (SD). Ia mengisi waktunya dengan mencari nafkah serabutan seperti mengamen, jualan koran, bahkan memberanikan diri ke Jakarta mengadu nasib.
"Jadi waktu SD (Sekolah Dasar), aku sempat putus sekolah sekitar empat tahun," kata Rizki yang ditemui Basra, Sabtu (20/7).
Karena itu, walaupun kini umur Rizki 21 tahun, dia masih jadi siswa kelas 2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dr Soetomo Surabaya.
ADVERTISEMENT
''Setelah empat tahun putus sekolah itu, akhirnya aku bisa sekolah lagi karena dapat bantuan biaya sekolah dari komunitas Save Street Child (SSC) Surabaya,'' kata Rizki yang sedang mengambil jurusan perhotelan itu.
Meski sudah menerima bantuan untuk sekolah selama bertahun-tahun, Rizki mengaku ingin tetap berjualan koran.
"Karena aku ingin bantu orang tua. Apalagi orang tua keadaan ekonominya seperti ini. Kalau aku hanya diam di rumah dan cuma bisa minta uang orang tua malah nyusahin," kata remaja kelahiran 18 Desember 1998 ini.
Anak kedua dari lima bersaudara ini juga tak malu bila ada teman yang menghina dirinya karena berjualan koran.
"Teman-teman satu sekolahan itu tahu kalau aku jualan koran. Aku sih enggak peduli kalau ada yang menghina, kan enggak ada orang tua yang ingin anaknya hidup di jalanan. Tapi nasib berkata seperti ini. Kalau kalian menghina anak jalanan seperti ini, ya kalian salah," katanya.
ADVERTISEMENT
Kini Rizki sedang giat bersekolah agar suatu saat dia bisa mendapat pekerjaan yang baik dan mengamankan masa depan tiga adiknya.
Rizki juga bertekad akan jadi relawan pengajar agar banyak anak-anak yang kurang beruntung bisa tersentuh pendidikan yang memanusiakan.
Reporter: Amanah Nur Asiah
Editor: Windy Goestiana