Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Pertama Digelar di Surabaya, SINOX Hadirkan Ratusan Start Up Inovasi Mahasiswa
22 November 2024 18:44 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sebagai bentuk dukungan atas inovasi anak bangsa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Universitas Airlangga (Unair) menggelar Startup and Innovation Expo (SINOX) - 01. Pameran yang digelar di Grand City Mall Surabaya ini menampilkan lebih dari 120 stand startup dan inovasi hingga hari Minggu (24/11).
ADVERTISEMENT
Rektor ITS Prof Ir Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD menyampaikan bahwa perhelatan SINOX-01 ini merupakan sesuatu yang istimewa. Pasalnya, pada perhelatan tersebut tampak bagaimana para perguruan tinggi mampu menghasilkan berbagai produk inovasi yang bermutu.
“Akan tetapi, apabila kita hanya menghasilkan produk inovasinya saja, maka produk tersebut akan berhenti di pameran, jurnal, ataupun publikasi lainnya,” tuturnya, Jumat (22/11).
Oleh karena itu, Bambang menekankan pentingnya keberlangsungan triple helix, yaitu pihak industri, perguruan tinggi, dan pemerintah yang sejalan.
“Sebab perguruan tinggi sendiri saja akan kesulitan dalam memproduksi massal hasil inovasinya secara mandiri,” tambah pria kelahiran Yogyakarta tersebut.
Lebih lanjut, menurut Bambang, pihak industri dan perguruan tinggi haruslah saling bergandengan tangan demi keberlanjutan produk-produk inovasi yang telah dibuat oleh para peneliti. Tujuannya agar inovasi-inovasi tersebut dapat dihilirisasi, diproduksi, hingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Bahkan, kolaborasi tersebut dapat berpotensi menjadi salah satu sumber pendapatan bagi perguruan tinggi demi mengurangi ketergantungannya terhadap uang kuliah tunggal (UKT).
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjut Bambang, pemerintah juga perlu terlibat dalam mendukung kolaborasi-kolaborasi yang menguntungkan tersebut. Suksesnya kolaborasi inovasi antara perguruan tinggi dan industri juga akan membantu negara dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor teknologi.
“Kita telah memberikan kailnya kepada sivitas akademika, kini peran industri dan pemerintah adalah membuka kolam pancingnya agar kail tersebut dapat bermanfaat,” ucap guru besar Departemen Teknik Mesin ITS ini.
Selaras dengan Rektor ITS, Wakil Rektor Bidang Akademik, Mahasiswa, dan Alumni Unair Prof Dr Bambang Sektiari Lukiswanto DEA juga berpandangan bahwa kolaborasi merupakan hal yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia.
“Kalau kita ingin menuju kemandirian ekonomi bangsa melalui produk inovasi dari perguruan tinggi dan mitranya, tentu caranya adalah dengan berkolaborasi,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Bentuk kolaborasi yang dimaksud tersebut tidak hanya antara perguruan tinggi dengan industri, tetapi juga antar perguruan tinggi. Ia berharap agar SINOX-01 ini tidak hanya menjadi ajang pameran, tetapi juga sebagai ajang berkolaborasi.
“Yang kita harapkan adalah produk-produk inovasi ini mampu terhilirisasi dengan baik dan betul-betul mendukung tercapainya kemandirian ekonomi bangsa,” harapnya.
SINOX yang kali pertama diselenggarakan ini mengangkat tema 'Hilirisasi Teknologi Energi Terbarukan dan Kesehatan Menuju Kemandirian Ekonomi Bangsa'. Kegiatan ini dipandegani oleh ITS melalui Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) dan Unair lewat Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-64 ITS dan ke-70 Unair.