Konten Media Partner

Pertama Kali Tampil di Surabaya, The African Kids Show Sedot Ratusan Penonton

15 Juli 2024 17:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
The African Kids Show sat tampil di Surabaya.
zoom-in-whitePerbesar
The African Kids Show sat tampil di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kali Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Humanitarian Cultural Exchange Tour 2024 The African Kids Show. Pertunjukan seni budaya dari anak-anak Buddhis Afrika ini digelar di 4 kota di Indonesia, yakni Surabaya, Makassar, Bangka, dan Batam.
ADVERTISEMENT
Saat tampil di Surabaya, anak-anak Buddhis Afrika ini berhasil menarik perhatian sebanyak 1.700 penonton yang hadir dalam acara tersebut. Mereka terlihat kagum dan takjub dengan berbagai pertunjukan dan aksi anak-anak yang berasal dari Negera Eswatini ini.
Ketua YBA Indonesia Limanyono Tanto menjelaskan, bahwa acara ini sangat spesial karena merupakan kolaborasi dengan Yayasan Amitofo Care Center dan Wanita Buddhis Indonesia. Bahkan, dalam acara yang digelar di Surabaya ini turut dihadiri Founder Amitofo Care Center, Master Hui Li, yakni orang yang berdedikasi untuk mengajar di benua Afrika selama 20 tahun.
“Kami merasakan kedatangan anak-anak Afrika ini bukanlah hanya sebuah pertukaran seni dan budaya semata, tetapi adanya suntikan semangat bahwa adanya sekelompok anak yang di tengah kesulitan untuk bertahan hidup di negeri Afrika, tetap bisa menorehkan prestasi dalam mengisi masa kecil mereka dengan penuh kebahagiaan," ujar Limanyono, Senin (15/7).
"Kami melihat hal ini adalah motivasi kami selaku muda-mudi Buddhis di Indonesia dan kota Surabaya khususnya agar bisa mewarisi semangat dan daya juang untuk tekun belajar akan agama Buddha,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, banyak privilege, sarana, dan prasarana di Indonesia, tetapi masih banyak anak-anak Buddhis yang belum belajar agama Buddha secara sungguh-sungguh. Berbeda dengan anak-anak dari Afrika tersebut, yang mana mereka telah belajar agama Buddha secara sungguh-sungguh di tengah keterbatasan yang ada.
“Jadi, poin terpenting yang bisa kita serap, anak Afrika ini adalah memiliki semangat dan daya juang untuk menjadi sosok bunga teratai yang mekar dan anggun di tengah kolam lumpur yang keruh,” tukasnya.
Ia juga bersyukur dengan kehadiran Master Hui Li selaku founder Amitofo Care Center di Surabaya, yang bisa membuat anak-anak Afrika itu menjadi kelompok penyebar agama Buddha ke penjuru dunia.
Ia turut pula menyampaikan terima kasih kepada Ketua Wanita Buddhis Indonesia Lucy Salim dan juga Ketua Wanita Buddhis Indonesia Provinsi Jawa Timur Jaswiati yang sudah menjadi ibu bagi YBA. Ia mengakui bisa belajar banyak dari kedua tokoh tersebut, ibarat ibu yang selalu tiada habisnya memperhatikan setiap langkah anaknya agar bisa berhasil dan sukses.
ADVERTISEMENT
“Kami bisa turut andil sejauh ini juga tak lepas dari adanya doa restu sosok ibu dari seluruh stakeholder pengurus Wanita Buddhis Indonesia. Harapannya semoga kemesraan ini tetap berlangsung lama bagai sang Surya menyinari dunia,” tandasnya.