Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Alim Markus dikenal sebagai begawan di industri perkakas rumah tangga. Sebelum menjabat sebagai CEO Maspion Group seperti saat ini, Alim menukar masa remajanya dengan membantu sang ayah merintis usaha. Di usia lima belas tahun, Alim bekerja selama 14 jam dalam sehari.
ADVERTISEMENT
Meski tak lulus SMP, Alim ahli mengurus administrasi perusahaan, cerdas mengatur keuangan, dan mahir menciptakan strategi penjualan. Pada tahun 1971 Alim memberi nama baru untuk bisnis warisan sang ayah. Dia menyebutnya Maspion yang berarti Mengajak Anda Selalu Percaya Industri Olahan Nasional.
Pada Rabu (9/10) Alim Markus memberikan kuliah umum di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Alim bercerita, hal terpenting yang harus dimiliki seorang entrepreneur bukanlah besarnya modal. Tapi langkah taktis untuk membuat usahanya survive.
“Dalam mewujudkan ide dan inovasi tersebut, yang harus diingat adalah lakukan analisa terlebih dahulu. Dalam melakukan analisa, tidak boleh dengan emosi. Harus menggunakan pemikiran yang logis agar analisa tersebut terjamin. Dari 100 ide yang ada, bisa saja 90 ide gagal, tapi 10 ide berhasil itu sudah Alhamdulillah. Pokoknya jangan pernah menyerah,” kata Alim saat memberikan kuliah umum di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dengan tema 'Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship di Era Revolusi Industri 4.0’, Rabu (9/10).
ADVERTISEMENT
Sebagai anak sulung dari lima bersaudara, Alim di masa kecilnya justru memiliki tanggung jawab besar. Bahkan Alim harus memupus keinginannya untuk melanjutkan sekolah hingga ke luar negeri. Sejak usia 15 tahun, Alim sudah harus bekerja membantu usaha ayahnya di gang kecil di kawasan Kapasan Surabaya. Alim bekerja sejak pukul 05.00 hingga pukul 19.00, atau 14 jam dalam sehari. Meski demikian, Alim tak pernah mengeluh.
Semangat itulah yang ingin ditularkan kapada para mahasiswa enterpreneur. Dalam kesempatan tersebut, Alim juga menjabarkan beberapa analisa yang dibutuhkan seorang enterpreneur.
Pengusaha itu, kata Alim, harus bisa memulai usaha di manapun dan kapanpun. Namun harus dilihat juga apakah pendirian usaha tersebut akan bisa berkelanjutan, berapa cost logis yang dibutuhkan, keuntungan yang diproleh, kapan bisa balik modal, dan siapakah kompetitor.
ADVERTISEMENT
“Kita perlu mengetahui kompetitor kita siapa, agar kita bisa terus menghasilkan ide dan gagasan. Para entrepreneur muda ini jangan mudah menyerah. Di sekolah kita belajar 1 tambah 1 pasti dua, dua tambah dua pasti empat. Tapi di dunia luar bisa terjadi banyak kemungkinan hasilnya bisa bertambah atau malah menjadi nol. Di situlah belajar berwirausaha yang sesungguhnya,” tandas Alim.
Tak lupa Alim memberi nasihat kepada setiap individu agar mampu menguasai diri, menyeimbangkan pikiran dan badan. Hal ini penting agar entrepreneur tetap memiliki akal sehat dalam menghadapi setiap kendala yang akan dihadapi dalam dunia usaha. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)