Plt Wali Kota Surabaya Jelaskan Kenapa Tak Ingin Ikut PSBB Jawa Bali

Konten Media Partner
7 Januari 2021 14:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Pemkot Surabaya masih berupaya untuk tidak memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jawa Bali pada 11 hingga 25 Januari nanti. Ada berbagai faktor yang melatarbelakangi Pemkot Surabaya untuk tidak ingin ikut PSBB.
ADVERTISEMENT
"Kita masih berupaya untuk menawar agar tidak PSBB, karena dari berbagai indikator yang ada semuanya menunjukkan membaik," tukas Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, di Balaikota, Kamis (7/1).
Adapun indikator tersebut, lanjut pria yang kerap disapa WS ini, di antaranya angka pasien COVID-19 yang sembuh lebih tinggi dari yang terkonfirmasi, kemudian angka kematian yang juga turun.
Terkait Bed Occupancy Rate (BOR) ICU RS Rujukan COVID-19 yang kini sudah 100 persen, WS mengungkapkan jika 50 persen pasien berasal dari luar Kota Surabaya.
"Sehingga kalau ingin (PSBB) efektif harusnya di semua regional Jatim terutama kabupaten yang masih zona merah, bukan di kota (Surabaya)," jelas WS.
Selain itu jika diberlakukan PSBB, maka pihaknya, kata WS, juga harus memberikan pemahaman kembali kepada masyarakat tentang pengetatan protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Diakui WS, dari hasil evaluasi PSBB sebelumnya di Surabaya, petugas pengawas di lapangan menjadi persoalan tersendiri.
"Dari hasil PSBB terdahulu, kita kekurangan tenaga pengawas di lapangan. Itu juga jadi kendala kita," imbuhnya.
Menyiasati kekurangan tenaga pengawas di lapangan, nantinya Pemkot Surabaya akan menugaskan pegawai yang Work From Home (WFH) untuk turun ke lapangan.
"Selama PSBB itu kan ada 75 persen pegawai yang WFH. Nah bagi mereka (WFH) dan tidak ada komorbid akan kita berbantukan di lapangan," ujarnya.
Meski masih berupaya untuk tidak PSBB, namun secara teknis, kata WS, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan termasuk berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya terkait pengawasan di tujuh titik pintu masuk ke Surabaya.
"Dari hasil rakor tadi malam, tetap kita akan lakukan pengetatan di tanggal 11 sampai 25 itu. Kita akan lakukan sidak H-1 atau ketika hari H nya," simpulnya.
ADVERTISEMENT