Polisi Jemput Bola Selidiki Kasus ART yang Diberi Makan Tahi Kucing

Konten Media Partner
10 Mei 2021 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liponsos Keputih tempat EAS tinggal sebelum dirujuk ke RS Bhayangkara. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Liponsos Keputih tempat EAS tinggal sebelum dirujuk ke RS Bhayangkara. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Polrestabes Surabaya melakukan jemput bola untuk menyelidiki dugaan kasus penganiayaan terhadap Asisten Rumah Tangga (ART) berinisial EAS. Hal ini seperti diungkapkan Sugianto, Kepala UPT Liponsos Keputih Surabaya.
ADVERTISEMENT
"Jadi kasus EAS sudah ditangani Polrestabes Surabaya dan itu memang inisiatif polisi," ujar Sugianto kepada Basra, Senin (10/5).
Lebih lanjut pria yang kerap disapa Gianto ini mengungkapkan, langkah tersebut ditempuh setelah pihak Polrestabes melihat secara langsung kondisi EAS yang memang sekujur tubuhnya dipenuhi luka lebam.
"Sabtu malam sebelum EAS dibawa ke RS Bhayangkara memang ada kunjungan dari pihak Polrestabes. Kasus ini kan memang lagi ramai ya," tukas Gianto.
EAS sendiri, kata Gianto, saat ini masih menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara mengingat kondisi tubuhnya penuh luka lebam.
"Ya harus dirawat, wong kondisi sudah begitu (penuh luka lebam)," imbuh Gianto.
Nantinya setelah menjalani perawatan dan kondisinya sudah membaik, lanjut Gianto, EAS akan ditampung oleh panti sosial milik Pemprov Jatim.
ADVERTISEMENT
"Ya enggak kembali lagi kesini, tapi dibawa ke panti sosial milik provinsi ini di daerah Balongsari," ujarnya.
Sementara itu, terkait keberadaan anak dari EAS yang masih berusia 10 tahun, Gianto menegaskan bahwa kondisinya baik-baik saja dan saat ini sudah berada di UPT Perlindungan dan Pelayanan Sosial Asuhan Balita (PPSAB) milik Dinas Sosial Jatim yang berada di Sidoarjo.
Anak EAS diketahui juga tinggal di rumah majikan EAS di kawasan Manyar, Surabaya. Tim Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Satreskrim Polrestabes Surabaya telah mengevakuasi putri EAS dan telah mendapatkan pendampingan yang aman.
"Anaknya baik-baik saja dan sementara dititipkan disana (PPSAB) sampai ibunya sembuh," simpul Gianto.
Berdasarkan pengakuan EAS, selama dirinya bekerja sebagai ART di sebuah rumah di kawasan Manyar, Surabaya, kerap mendapatkan penganiayaan dari sang majikan yang disebutnya seorang oengacara.
ADVERTISEMENT
EAS mengaku kerap mendapat pukulan di bagian mata, kepala, dada serta punggung. Bahkan berdasarkan pengakuan EAS, dirinya pernah sempat diberi makan tahi kucing oleh sang majikan.