Premium Nanny, Terobosan Baru untuk Dunia Pengasuhan Anak Masa Kini

Konten Media Partner
20 Juni 2020 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO dan Founder Val The Consultant Valentina Maya Sari (tengah). Foto: Windy Goestiana/Basra
zoom-in-whitePerbesar
CEO dan Founder Val The Consultant Valentina Maya Sari (tengah). Foto: Windy Goestiana/Basra
ADVERTISEMENT
Drama memilih pengasuh anak sudah banyak dirasakan oleh para ibu di kota besar. Ada saja keluhan yang diutarakan para ibu-ibu tersebut, mulai dari pengasuh yang tidak betah, tiba-tiba kabur, sering mencuri, bahkan bertindak kasar pada anak-anak mereka.
ADVERTISEMENT
Seperti pengalaman Valentina Maya Sari, CEO dan Founder VAL The Consultant, konsultan penyedia premium nanny untuk ibu-ibu kelas menengah atas di Indonesia.
"Sewaktu saya melahirkan anak pertama saya pada 2012, saya gonta-ganti pengasuh itu 15 kali dalam setahun. Itu bukan sesuatu yang membanggakan. Saya stres, saya depresi karena enggak pernah bisa dapat nanny yang cocok untuk anak saya. Begitu saya komplain ke penyalurnya, mereka hanya bisa menawarkan ganti orang baru. Yang mana itu tidak menyelesaikan masalah saya karena yang jadi masalah utama ada kesiapan dan mental pengasuh itu," kata Valentina saat ditemui Basra di press conference Premium Nanny di Surabaya, (20/6).
Pelatihan Premium Nanny.
Valentina pun membayar mahal drama ketidakcocokan dengan pengasuh anaknya. "Anak saya terdiagnosis speech delay bahkan ada gejala autisme. Saya benar-benar bingung saat itu. Di satu sisi saya harus bekerja, tapi di sisi lain saya enggak punya support system yang benar untuk anak saya. Saya menitipkan anak saya pada pengasuh yang tidak tahu harus menghadapi anak saya dengan cara bagaimana. Anak special needs itu kan bisa dianggap mengerikan oleh pengasuh kalau mereka sedang tantrum. Mereka bisa guling-guling, mudah marah, dan kelebihan gula sedikit saja langsung hiperaktif," kata Valentina.
ADVERTISEMENT
Ternyata setelah Valentina curhat tentang drama pengasuh ini ke teman-temannya, mereka pun mengalami hal yang kurang lebih sama.
Sensory play salah satu objek pelatihan Premium Nanny.
"Di situ saya mulai berpikir bagaimana kalau saya jadi penengah antara klien dan nanny. Tapi nannya nya enggak bisa hanya sekadar disalurkan. Mereka harus punya keahlian yang enggak cuma bisa kasih makan anak, memandikan, dan menidurkan. Tapi juga bisa ajak anak bikin sensory play, bisa nyambung diajak komunikasi bahasa Inggris, serta punya mental dan perilaku yang bagus," kata Valentina.
Karena itulah melalui program Premium Nanny yang dirilis awal tahun ini, Valentina tak hanya bertindak sebagai rekrutmen pengasuh, tapi juga melatihnya jadi nanny profesional dan memiliki kesejahteraan dan perlindungan layak.
"Masih ada di masyarakat kita yang menyamakan pembantu dan nanny sama dengan budak. Padahal itu tidak benar. Sementara ini ada 27 premium nanny yang kami miliki kami backup penuh perlindungan hukum dan kesejahteraannya. Mereka berhak diperlakukan selayaknya manusia, diberikan tempat tinggal, diberi makan dan gizi, menerima gaji tepat waktu, dan menerima perlindungan kesehatan. Kami berada di garda depan saat ada nanny kami yang dikasari majikan, yang tidak diberi makan, yang dikasih tidur di gudang. Kami lindungi mereka dengan Undang-Undang Tenaga Kerja," kata Valentina yang pernah mengenyam studi psikologi di Universitas Surabaya ini.
Untuk mendapat sosok premium nanny yang memenuhi standar, Valentina memiliki tim psikolog yang akan melakukan sejumlah tes. Di antaranya tes psikologi, tes buta warna dan aksara, tes kecakapan perawatan anak, body screening test, hingga investigasi catatan kriminal para calon nanny.
ADVERTISEMENT
"Kami mengutamakan keamanan anak. Kami ingin orang tua tenang saat mereka tidak bisa berada dekat dengan anak. Karena itu kami harus sangat selektif dalam memilih calon nanny. Mereka harus lolos final test untuk bisa dipekerjakan. Bahkan di masa pandemi ini calon nanny yang akan kita lakukan tes imuno serelogi sebanyak 2 kali untuk mengetahui keberadaan virus corona di tubuhnya. Mereka juga kita berikan makan sehat, vitamin, dan kita karantina tidak keluar RKP (rumah karantina pekerja) selama 14 hari," kata Valentina.
Soal upah, Valentina menyebut angka mulai Rp 5 juta - Rp 7 juta rupiah untuk setiap premium nanny yang siap disalurkan. "Kami ingin memberi kesejahteraan yang layak untuk pengasuh yang berdedikasi. Mereka tidak perlu ke luar negeri untuk jadi pengasuh, karena di Indonesia kami bisa berikan kompensasi yang sama dengan mereka yang bekerja jadi pengasuh di Hong Kong atau Singapura," kata Valentina.
ADVERTISEMENT
Ada 9 pelatihan yang diberikan Valentina secara khusus untuk calon nanny. Kesembilan pelatihan itu adalah etika profesional kerja, pelatihan mengasuh anak secara bertanggung jawab dan menyesuaiakn value keluarga yang ingin dicapai, lalu melatih nanny memahami perkembangan fisik, sosial, dan emosional anak, melatih pengaturan jam kerja, membuat MPASI dan belajar tentang hygiene anak, lalu berlatih untuk merespon penyakit anak, serta belajar bahasa Inggris, dan latihan mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus.