Profesor Unesa Siapkan Formula Herbal Majakani Sebagai Obat COVID-19

Konten Media Partner
15 Juli 2022 11:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Formula buah majakani, kunyit, gambir, dan sirih. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Formula buah majakani, kunyit, gambir, dan sirih. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sukses membuktikan formula buah majakani dan gambir yang berkhasiat untuk penyakit yang terakit dengan kesehatan kewanitaan, hingga diproduksi massal, dua profesor dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), masing-masing Prof. Dr. Titik Taufikurohmah, M.Si., dan Prof Dr Suyatno, M.Si, bersiap untuk meneliti lebih lanjut khasiat obat herbal tersebut sebagai obat COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Kemarin itu salah satu impact dari penelitian ini karena pada saat COVID-19, orang pokoknya minum obat gitu ya. Terus akhirnya mereka (yang positif COVID-19) mau obat herbal," ujar Titik, Jumat (15/7).
"Karena bersamaan dengan pandemi COVID-19, maka sekaligus penelitian ini kami arahkan ke sana. Hasilnya herbal ini selain bermanfaat untuk mengatasi penyakit kewanitaan juga membantu mempercepat pemulihan COVID-19,” sambungnya.
Lebih lanjut dikatakan Titik, setelah sembuh dari COVID-19 usai mengonsumsi formula buah majakani ini, mereka akhirnya mengonsumsi secara rutin.
Prof. Dr. Titik Taufikurohmah, M.Si.
"Dikonsumsi terus menerus kan tidak menimbulkan efek samping. Saat itu sudah ada yang COVID-19, yang menjaga juga takut tertular. Semua mengonsumsi, dan alhamdulillah sembuh bagi yang positif dan yang menjaga juga tidak tertular," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari hal tersebut, Titik berencana akan mengusulkan agar nantinya formula buah majakani juga dibuat sebagai formula obat-obat anti virus, terutama Corona.
"Jadi nantinya tidak hanya pada COVID-19, tapi juga obat flu dan sebagainya. Harus saya uji secara mendetil lagi," tukasnya.
Karena virus COVID-19 masih ditangani pemerintah, kata Titik, maka pihaknya akan bekerjasama dengan rumah sakit untuk pasien COVID-19.
"Jadi tidak gampang saya mendapatkan pasien untuk yang kasus COVID-19, karena ini masih menjadi penyakit baru. Kalau (COVID-19) sudah jadi penyakit umum biasa tentunya lebih mudah. Setelah itu saya sampaikan datanya ke komisi etik untuk penelitian selanjutnya apakah perlu didampingi, kami siap saja. Karena saya kan orang jurusan kimia yang harus didampingi dokter untuk penelitian," paparnya.
ADVERTISEMENT
Ditegaskan Titik, obat herbal tergolong minimalis untuk efek sampingnya. Namun khasiatnya tidak seperti obat kimia yang langsung terlihat hasilnya usai dikonsumsi.
"Obat herbal itu istilahnya efek samping tidak ada tapi khasiatnya kalau tidak banyak minumnya tidak terlihat khasiatnya," tandasnya.