Konten Media Partner

Prokes Ketat Masih Ampuh Cegah Varian Omicron di RS Adi Husada Undaan Wetan

25 Maret 2022 13:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penerapan protokol kesehatan ketat di RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya.
zoom-in-whitePerbesar
Penerapan protokol kesehatan ketat di RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kondisi pandemi COVID di Indonesia, khususnya di Surabaya telah mengalami penurunan yang signifikan. Meski demikian, ancaman terkait adanya mutasi virus masih terus menghantui masyarakat.
ADVERTISEMENT
Salah satunya yakni adanya varian baru Virus Corona yang disebut Deltacron. Varian yang pertama kali ditemukan di Prancis ini merupakan gabungan antara varian Delta dan Omicron.
Guna mencegah hal itu, Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi.
"Jadi, COVID ini kan sudah gelombang ketiga. Kami sudah siap dari awal. Meski saat awal-awal kita kewalahan, kedua siap, dan sekarang kita sudah sangat siap," ucap dr. Oktiningsih, Sp.P ketika dihubungi Basra, Jumat (25/3).
Terkait langkah antisipasi yang dilakukan, dr. Okti menjelaskan jika penerapan protokol kesehatan secara ketat menjadi kunci utama dalam mencegah penularan virus. Bahkan sebelum pasien masuk, pihaknya juga melakukan screening ketat.
"Jadi screening pasien mulai dari sebelum masuk, entah itu COVID atau tidak kita lakukan. Keluarga pasien juga kita lakukan screening. Jadi alur penerimaan pasien, pemeriksaan, semua kita sesuaikan dengan prokes. Jadi pasien non COVID akan aman karena ruangannya tersendiri. Begitupun alur untuk pasien COVID juga sendiri," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, pihaknya juga rutin melakukan screening kepada para tenaga kesehatan (nakes) dan juga dokter untuk mencegah terjadinya penularan virus.
"Kemudian petugas-petugas rumah sakir, dokter-dokter juga kita lakukan screening rutin. Karena prokes ketat adalah kunci utama," tambahnya.
Penerapan protokol kesehatan ketat di RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai adanya mutasi virus Corona, dokter spesialis paru ini mengungkapkan, ada tiga hal penting yang perlu diketahui pada setiap varian.
Pertama yakni transmissibility virus atau kecepatan penularan virus. Kedua, keganasannya atau keparahan dari penyakit yang ditimbulkan. Ketiga, adalah kemampuan varian untuk menghindar dari antibodi.
"Untuk Omicron ini, transmisinya lebih cepat daripada Delta. Kedua, keparahannya tidak sampai seperti Delta, dia hanya nyantol di saluran pernapasan bagian atas. Dan ketiga untuk tes kit dari antibodi, ya memang orang yang sudah di vaksin bisa kena Omicron," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, dr. Okti menyebut, pemberian obat-obatan yang saat ini dilakukan juga masih manjur bagi pasien COVID.
"Seberapa banyak yang kena, angka kematian tidak tinggi, tidak seperti Delta kasus naik angka kematian juga tinggi," sebutnya.
Tak lupa, dr. Okti berpesan kepada masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi.
"Pesan saya apa yang sudah kita kerjakan saat gelombang pertama, kedua, ketiga, yaitu tetap disiplin prokes dan melakukan vaksinasi. Karena hal itu tetap ampuh untuk mencegah. Pesan saya tetap jalankan saja," pungkasnya.