Konten Media Partner

Proyek Kebangsaan, Cara Kampus di Surabaya Ajarkan Nilai Toleransi pada Siswa SD

15 November 2024 12:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan proyek kebangsaan yang berlangsung di SD Hang Tuah 1 Surabaya, Jumat (15/11). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan proyek kebangsaan yang berlangsung di SD Hang Tuah 1 Surabaya, Jumat (15/11). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Mengenakan seragam Pramuka lengkap dengan hijab berwarna coklat, dua bocah itu terlihat saksama mendengarkan penjelasan dari sejumlah mahasiswa Petra Christian University (PCU) Surabaya. Kedua bocah tersebut adalah Zakia Talita Zaki bersama temannya Az-Zahra, siswi kelas V SD Hang Tuah 1 Surabaya. Pagi ini Jumat (15/11) mereka menerima kunjungan sejumlah mahasiswa PCU.
ADVERTISEMENT
"Kakaknya baik, kasih hadiah kalau kita jawab pertanyaannya benar. Belajar tentang toleransi, harus menghormati teman yang berbeda agama, tidak boleh bully teman," tutur Talita, kepada Basra, disela kegiatan.
Kegiatan tersebut merupakan program Proyek Kebangsaan yang diselenggarakan PCU di sejumlah sekolah di kawasan Surabaya, Gresik, dan Madura. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi, mahasiswa dari berbagai institusi pendidikan, hingga mahasiswa internasional.
Dr. Linda Bustan, S.Th., M.Div., Ketua Departemen Mata Kuliah Umum (DMU) Petra Christian University mengungkapkan, proyek ini menciptakan ruang dialog yang inspiratif untuk belajar bersama tentang isu-isu kebangsaan.
Mengambil tema “Transforming Society Menyongsong Indonesia Maju”, proyek kebangsaan ini terbagi menjadi dua kegiatan yaitu Service-Learning dan Proyek Kebangsaan Nasional.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan Service-Learning melibatkan 1.161 mahasiswa, dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang lebih mendalam pada generasi muda," ujar Linda.
“Sudah waktunya anak muda kembali terlibat langsung untuk membangun identitas sebagai sesama anak bangsa di antara berbagai suku dan agama di Indonesia. Mahasiswa PCU sebagai generasi Z membuktikan bahwa mereka memiliki kepedulian dan semangat nasionalisme berkarya bersama generasi Alpha di sekolah-sekolah,” sambungnya.
Linda menjelaskan, kegiatan Service-Learning merupakan metode pembelajaran Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan, selama empat hari para mahasiswa terbagi menjadi 163 kelompok. Setiap kelompok memiliki satu kali kesempatan mengajar di satu sekolah dengan waktu kurang lebih satu jam lamanya.
“Para mahasiswa mengajarkan kepada siswa SD kelas 1-6 tentang keberagaman dan anti-intoleransi. Menggunakan Google Earth, kartu permainan “Berani-Jujur dan kuis, pengajaran dilakukan secara fun,” tambah Linda.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini pun memiliki tantangan yang sangat kompleks bagi para mahasiswa, salah satunya Sharon Lukito, mahasiswa semester 3.
Sharon bersama teman-temannya harus menyiapkan materi ajar tentang keberagaman, membawa alat penunjang kegiatan mengajar, membuat kuis dan games untuk berinteraksi dengan para siswa, serta tidak lupa membawa bingkisan.
"Kita juga harus bisa menjelaskan materi dengan cara yang menarik agar adik-adik ini bisa fokus mendengarkan," tutur Linda.
"Kita menjelaskan materi tentang toleransi, bahwa Indonesia adalah negara yang sangat kaya kultur dan keberagamannya, dan hal tersebut tidak membuat Indonesia terpecah-belah namun justru saling menghargai dan menimbulkan keingintahuan yang mendalam untuk mempelajari budaya-budaya yang lain," sambungnya.
Kegiatan Proyek Kebangsaan ini mendapat apresiasi dari Kepala SD Hang Tuah 1 Surabaya, Leny Susanty. Leny memandang perlunya penanaman nilai-nilai toleransi kepada anak sejak dini.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ini kan cukup marak peristiwa bullying di sekolah. Nah kegiatan Proyek Kebangsaan oleh PCU ini bisa menjadi salah satu upaya mencegah bullying di sekolah," tukas Leni.