Puasa Anti Lemas Meski Sibuk Seharian

Konten Media Partner
11 Maret 2024 9:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kelelahan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kelelahan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bulan Ramadan menjadi bulan yang selalu dinanti seluruh umat muslim di seluruh dunia. Namun, sebagian masyarakat kerap kali lalai dalam menjaga kesehatan tubuh saat puasa. Pakar Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitas Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga, dr Abdul Jabbar Al Hayyan SpKFR memberikan tips menjaga kesehatan saat berpuasa agar menjalankan ibadah dengan lancar dan maksimal.
ADVERTISEMENT
Hayyan mengatakan mengatur jadwal harian menjadi salah satu hal yang penting selama berpuasa. Salah satunya, dengan cara mengatur pelaksanaan aktivitas-aktivitas yang berat selama berpuasa. Hal ini mencegah terjadinya kelelahan yang berlebihan dan meningkatkan rasa lapar saat menjalankan ibadah puasa.
“Contohnya, jika kegiatan rutinitas sehari-hari di luar bulan puasa ada yang membutuhkan tenaga dan energi yang banyak, maka kegiatan tersebut dapat reschedule di waktu mendekati berbuka puasa atau setelah berbuka puasa," ujar Hayyan, dalam keterangannya seperti dikutip Basra, Senin (11/3).
Dokter Persatuan Sepak Bola Surabaya (Persebaya) ini juga menerangkan, selain menjaga nutrisi tubuh dan mengatur jadwal harian, konsultasi kesehatan dini juga menjadi hal esensial selama berpuasa. Terutama, orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu.
ADVERTISEMENT
Meskipun terdengar remeh namun konsultasi dini dengan dokter dapat memastikan tubuh kita dengan keadaan yang fit selama menjalankan ibadah puasa. Konsultasi tidak hanya dilakukan oleh orang yang memiliki riwayat penyakit namun juga orang yang sehat sekalipun.
“Contohnya, orang dengan penyakit diabetes harus melakukan konsultasi kepada dokter yang merawatnya. Dengan itu, dapat mengetahui perubahan-perubahan apa saja yang perlu dilakukan selama bulan Ramadan, seperti timing penggunaan insulin pada orang diabetes,” paparnya.
Hayyan menegaskan, pada dasarnya tidak ada pantangan makanan tertentu yang harus dihindari kecuali apabila orang dengan penyakit tertentu. Namun, ia mengimbau agar setiap penyajian makanan mengandung komposisi yang lengkap dan seimbang. Yakni, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat.
Komposisi yang seimbang dapat membantu tubuh menyerap makanan dengan baik serta mengubahnya sebagai cadangan energi selama beraktivitas saat berpuasa.
ADVERTISEMENT
Hayyan menyarankan, untuk mengkonsumsi real food bukan process food agar tubuh menerima komposisi makanan dengan baik.
“Kita boleh mengkonsumsi apa pun selama berpuasa namun perlu diingat menjaga komposisi tiap makanan juga penting. Contohnya, pada terang bulan yang menjadi hidangan favorit saat berbuka. Namun, kalori yang dimiliki terang bulan terlalu besar dan komposisinya tidak seimbang,” ungkapnya.
Ia pun berpesan untuk masyarakat memegang teguh dalam menjaga kesehatan dan pola makan selama berpuasa. Masyarakat umum biasanya goyah saat berbuka puasa, memiliki hasrat untuk mengkonsumsi semua jenis makanan secara berlebihan.
“Salah satu sunah Rasul dapat mewakili, bahwa kita makan saat lapar namun kita harus mengetahui batasan-batasan saat kita dirasa cukup kenyang. Dengan ini, tubuh yang prima dapat membantu kita dalam memaksimalkan ibadah selama berpuasa,” tandasnya.
ADVERTISEMENT