Puspaga, Layanan Gratis untuk Masalah Keluarga Surabaya

Konten Media Partner
9 Maret 2019 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto : Fahmi Aziz
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Fahmi Aziz
ADVERTISEMENT
Keluarga adalah benteng pertahanan pertama dan terakhir yang dimiliki anak-anak dari pengaruh negatif dalam pergaulan.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan pentingnya fungsi keluarga, sejak 2017 Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berinisiatif mendirikan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).
Harapannya, Puspaga bisa membantu keluarga dalam mencari solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Baik masalah kenakalan anak dan remaja, masalah kekerasan dalam rumah tangga, masalah perdagangan manusia, dan banyak lainnya.
Bagaimana warga memanfaatkan Puspaga?
Kata Nurul Rahmawati, Kepala seksi Ketahanan Keluarga, di awal berdirinya Puspaga pada tahun 2017 memang diakui, masih jarang ada klien datang. Tapi memasuki 2018, setelah dilakukan penyuluhan hingga ke sekolah-sekolah, banyak masyarakat Surabaya yang akhirnya memanfaaatkan layanan gratis ini.
''Tercatat 2018 lalu, jumlah klien yang datang ke Puspaga sebanyak 339 klien,'' kata Nurul.
Layanan Puspaga ini ada banyak macamnya. Kata Antok Handiyono, Wakil Kepala Bidang Kesejahteraan Keluarga Dinas Pengendalian Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya, Puspaga menyediakan berbagai layanan diantaranya konseling anak dan remaja, konseling keluarga, kelas parenting, dan rumah sahabat anak. Yang terbaru, ada layanan konseling anak berkebutuhan khusus yang baru dibuka 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
''Kami juga menggandeng 17 tenaga sukarelawan dari lulusan S1 Psikologi dan staf dari S2. Dan layanan ini juga terintegrasi dengan command center 112,'' terang dia.
Bagaimana prosedur untuk mendapatkan layanannya? Cukup datang ke Puspaga yang berada di Gedung Siola lantai 2 dengan menunjukkan KTP Surabaya. Layanan Puspaga ini gratis. Setelah mendaftar, biasanya para klien akan diarahkan ke bagian atau psikolog mana yang sesuai permasalahannya.
''Semisal, untuk mendapatkan layanan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), akan diklasifikasikan dulu ini jenis keterbelakangannya apa. Sebab, bisa jadi tipis perbedaannya dengan jenis lain. Setelah diklasifikasi, akan diarahkan ke psikolog tertentu untuk mendapatkan penanganan,'' kata Antok.
Tidak hanya masalah ABK, lanjut Antok, Puspaga juga berulang kali terlibat dalam penanganan berbagai macam masalah kenakalan anak. Ia menyebutkan, beberapa saat yang lalu Walikota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) sempat meminta psikolog dari Puspaga mengurus anak-anak yang bolos sekolah bahkan hingga yang ditemukan ngelem (Reporter : Fahmi Aziz / Editor : Windy Goestiana)
ADVERTISEMENT