Konten Media Partner

Putu Cangkir, Jajanan Tradisional Khas Makassar yang Terancam Punah

3 November 2025 7:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Konten Media Partner
Putu Cangkir, Jajanan Tradisional Khas Makassar yang Terancam Punah
Minimnya generasi muda yang tertarik melanjutkan usaha para pedagang tradisional menjadikan kue berbahan dasar tepung ketan dan gula merah ini terancam punah. #publisherstory #beritaanaksurabaya
BASRA (Berita Anak Surabaya)
Kue putu cangkir. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kue putu cangkir. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki ragam kuliner tradisional mulai dari jajanan hingga makanan berat. Kuliner tradisional itu keberadaannya mampu bertahan hingga sekarang. Namun gempuran kuliner kekinian dari berbagai negara turut mengancam regenerasi pelaku kuliner tradisional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Putu Cangkir, jajanan tradisional khas Makassar, menjadi salah satu jajanan yang terancam punah. Putu cangkir mempunyai bentuk mirip bagian bawah cangkir bila posisinya ditempatkan terbalik, mungkin karena inilah sehingga kue putu ini diberi nama putu cangkir.
Meski saat ini masih banyak dijumpai penjual jajanan tersebut, namun minimnya generasi muda yang tertarik melanjutkan usaha para pedagang tradisional menjadikan kue berbahan dasar tepung ketan dan gula merah ini terancam punah.
"Di Makassar yang jualan kebanyakan seusia saya, tidak ada anak-anak muda yang jualan," ungkap Santi Wahid, salah satu penjual jajanan putu cangkir, saat ditemui Basra di gelaran Makassar Travel Fair di Surabaya, akhir pekan kemarin.
Santi mengenalkan putu cangkir kepada warga Surabaya.
Perempuan berusia 47 tahun ini mengaku meneruskan usaha jualan putu cangkir yang dirintis sang ibu. Sudah 16 tahun lamanya Santi berjualan putu cangkir. Jika Santi tertarik melanjutkan usaha sang ibu, maka tidak demikian halnya dengan kelima anak Santi.
ADVERTISEMENT
"Anak-anak (saya) nggak mau jualan putu cangkir. Kelima anak saya kan laki-laki, malu katanya kalau jualan putu cangkir," tutur Santi.
Selain merasa malu berjualan putu cangkir, menurut Santi, keengganan mereka untuk berjualan putu cangkir karena proses membuatnya yang dirasa terlalu ribet.
Santi mengatakan, membuat putu cangkir mempunyai tantangan tersendiri karena membutuhkan teknik dan pengalaman. Santi sendiri mendapatkan pengetahuan membuat putu cangkir dari sang ibu.
Cara pembuatan putu cangkir yakni beras ketan direndam selama 2-3 jam, lalu digiling hingga halus. Setelah itu, campuran tepung ketan diberi gula merah atau gula pasir sesuai selera. Setelah adonan siap, dimasukkan ke dalam cetakan bersama dengan parutan kelapa, lalu dikukus hingga matang.
Yang membuat proses pembuatan putu cangkir menantang adalah pengukusannya—kalau tidak pas, adonan bisa hancur dan tidak berbentuk.
ADVERTISEMENT
Jajanan putu cangkir yang bercita rasa manis gurih khas kelapa itu dijual Santi seharga Rp 5 ribu untuk 4 biji. Putu cangkir ini biasanya menjadi pengganjal perut di pagi hari sebelum memulai aktivitas.