Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Raih IPK Sempurna, Nisa Wahyu Jadi Wisudawan Terbaik Unusa dari Profesi Ners
14 Februari 2023 11:23 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Dalam momen wisuda pada tahun akademik 2022-2023 Universitas Nahdatul Ulama Surabaya (Unusa) terpilih dua wisudawan terbaik, masing-masing atas nama Nisa Wahyu Dika Mila Sari dari Profesi Ners dengan indeks prestasi kumulatif 4,00, dan Ayu Slatim Maifanda dari Prodi D4 Analis Kesehatan dengan IPK 3,94.
ADVERTISEMENT
Di luar nama tersebut ada wisudawan terbaik lainnya dari Profesi Ners yang berhasil mendapatkan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00. Selain Nisa Wahyu Dika Mila Sari, ada Nikmatul Kamalia, Cindy Mora Priszyllia, dan Jamilatul Insyiroh. Mereka berhasil menyelesaikan masa studi profesinya tepat waktu, dalam kurun waktu satu tahun.
Profesi Ners merupakan salah satu gelar profesi kesehatan di Indonesia. Gelar ini diberikan pada seseorang yang telah menempuh pendidikan Sarjana Keperawatan (S.Kep) dalam kurun waktu 4 tahun dan Ners (Ns) selama 1 tahun.
Saat berbagi pengalaman, Jamilatul menceritakan bahwa mengerjakan Karya Ilmiah Akhir (KIA) Ners sebagai tugas akhir dalam studi Profesi Ners, serta menjalani praktik profesi di beberapa rumah sakit, merupakan suatu tantangan yang harus dijalani dalam mencapai kelulusan. Bijak dalam menyeimbangkan waktu untuk fokus pada bidang akademik maupun non akademik termasuk salah satu tips lulus tepat waktu sesuai harapan.
ADVERTISEMENT
“Tantangan utama selama kuliah sebenarnya adalah pembagian waktu. Kita harus pintar membagi waktu antara praktik, belajar untuk berbagai ujian, dan juga mengerjakan KIA supaya tidak mengulur waktu untuk bisa lulus,” ucap Jamilatul kepada Basra, Selasa (14/2).
Sedangkan menurut Nisa Wahyu, selain manajemen waktu, motivasi dalam segera menyelesaikan KIA juga penting. Ia memperolehnya dari dorongan orang sekitar. Dukungan orang tua dan melihat ambisi teman sekitar merupakan suatu motivasi yang berpengaruh besar. Nisa selalu menempatkan dirinya untuk fokus dengan tanggung jawab yang ia jalani selama proses studi.
Lain lagi yang dialami Nikmatul dan Cindy. Keduanya menjalani praktik semasa pandemi merupakan tantangan berat yang harus mereka lalui dalam berjuang mendapatkan gelar Ners.
“Semasa praktik banyak sekali yang harus kita lakukan seperti adaptasi peralihan ketika masa pandemi, harus melakukan tes PCR atau pun swab setiap akan memulai praktik, hingga harus menggunakan APD. Ini kami jalankan sebagai upaya untuk keamanan bersama,” ucap Cindy.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Nisa Wahyu Dika Mala Sari, yang terpilih sebagai wisudawan terbaik mengatakan, banyak pengalaman menarik semasa menjalankan tugas praktik.
Nisa mengakui mendapatkan kesempatan magang di beberapa rumah sakit yang berbeda, di antaranya Rumah Sakit Islam (RSI) Ahmad Yani, RSI Jemursari, RS Wiyung Sejahtera, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, Puskesmas Jagir, dan Griya Werdha Jambangan. Selain itu ia juga berkesempatan praktik di ruang yang berbeda, rawat inap dan poli.
"Saya mendapatkan kesempatan magang di berbagai rumah sakit dan ruang yang berbeda. Ini sebenarnya sudah cukup menarik bagi saya untuk bisa beradaptasi di lingkungan yang berbeda. Namun, ada satu cerita menarik ketika saya praktek di RSJ Menur," ungkapnya.
Di awal penempatan, di Ruang Hemodialisa RSJ Menur, Nisa menceritakan rasa bingung dan takut untuk berinteraksi dengan pasien gangguan jiwa (ODGJ). Namun hal itu ia hadapi dengan tenang agar dapat beradaptasi dan menempatkan diri dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Ketika berkenalan dengan pasien, respons mereka berbeda-beda. Ada yang hanya tersenyum, ada yang menanggapi saya dengan biasa dan normal, tapi ada juga yang ketawa bahkan nyanyi terus tidak fokus menanggapi,” kisahnya.
Diakui Nisa perkenalan awal dengan pasien di RSJ Menur tidak seseram yang dibayangkan sebelumnya. Ia justru sangat senang dengan interaksi yang dilakukannya tersebut.
“Mereka (para pasien) umumnya hanyalah manusia biasa yang bisa merasakan sakit dan membutuhkan pertolongan kita, jadi tidak perlu membeda-bedakan,” tuturnya.
Di tengah kegiatannya melaksanakan praktik (magang), Nisa juga sempat mengikuti lomba dan mendapatkan juara. Lomba yang diikuti yakni ‘Tatalaksana Kegawatdaruratan Pre Hospital’ yang diselenggarakan oleh Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Jawa Timur yang bertempat di Universitas Airlangga. Pada dua bidang yang ditawarkan dalam lomba, yakni Kategori Kegawatan Jantung dan Kategori Trauma, Nisa memilih Kategori Trauma.
ADVERTISEMENT
“Awalnya saya sedikit minder dalam perlombaan ini, karena diikuti oleh banyak universitas di Indonesia dan persiapan latihannya juga hanya 10 hari yang harus membagi waktu dengan praktik profesi, tapi alhamdulillah saya dan tim bisa bawa pulang piala untuk Unusa,” tandasnya.
Unusa mewisuda 227 mahasiswanya untuk kedua kalinya pada tahun akademik 2022-2023. Kali ini sebagian wisudawan adalah mahasiswa yang mengambil program profesi. Karena itu kegiatan wisuda juga dirangkai dengan kegiatan pelantikan dan pengambilan sumpah.
Dari jumlah 227 wisudawan sebanyak 220 yang mengikuti upacara wisuda sekaligus pelantikan. Mereka berasal dari Prodi Profesi Ners, Profesi Bidan, D4 Analis Kesehatan, D3 Keperawatan dan D3 Kebidanan.
Tentu berbeda acara wisuda dengan pelantikan. Acara wisuda dikukuhkan oleh Rektor, sedang acara pelantikan dilakukan oleh asosiasi profesi dengan acara pengambilan sumpah didampingi oleh rohaniawan.
ADVERTISEMENT