Konten Media Partner

Rata-rata Remaja di Indonesia Banyak Terjerat Pinjol Rp 2,3 Juta

15 September 2023 12:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Niken Savitri Primasari, SE.,MM, Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Niken Savitri Primasari, SE.,MM, Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Pinjaman online (pinjol) tumbuh pesat di Indonesia, meningkat 71 persen pada Desember 2022, akibat dari lonjakan belanja online pascapandemi, terutama di kalangan anak muda. Hasil riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menemukan rata-rata besaran utang generasi muda Indonesia dari pinjaman online (pinjol) lebih besar ketimbang rata-rata pendapatan yang diterima.
ADVERTISEMENT
Riset tersebut menunjukkan rata-rata peminjam di bawah usia 19 tahun memiliki pinjaman Rp2,3 juta di pinjol. Sementara pemuda usia 20-34 tahun memiliki pinjaman sebesar Rp2,5 juta. Jumlah pinjaman tersebut lebih tinggi dari rata-rata pendapatan generasi muda Indonesia.
Niken Savitri Primasari, SE.,MM, Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) turut angkat bicara terkait fenomena banyaknya anak muda yang terjerat pinjol.
Menurut Niken, ketersediaan pinjaman online (pinjol) yang terintegrasi dengan internet membuat aksesnya semakin mudah bagi anak muda yang memang tidak bisa lepas dari gawai.
"Pertama kemudahan akses. Berbagai pinjol yang ada itu mereka masuknya di sasaran media sosial yang memang sedang digandrungi anak muda. Dan anak muda mencoba (pinjam) dan ternyata prosesnya cukup cepat dan mudah, hanya bermodalkan KTP, foto sudah dapat pembiayaan (dari pinjol)," jelasnya saat ditemui Basra, Jumat (15/9).
ADVERTISEMENT
"Nah kejelekan (dari kemudahan) itu apa? Ketika (peminjaman) itu terjadi maka anak-anak ini mudah untuk mendapatkan dana dan digunakan untuk (membiayai) gaya hidup mereka yang sebenarnya tidak sesuai," sambungnya.
Bicara tentang gaya hidup anak muda zaman sekarang, Niken tak memungkiri jika gaya hidup anak muda cukup tinggi. Gaya hidup juga bahkan kerap dikeluhkan para orang tua.
Niken lantas mengungkapkan penyebab kedua anak muda banyak yang terjerat pinjol. Yakni, anak muda tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik.
"Ada yang hanya mengandalkan (pemberian) orang tua, atau ada juga yang punya mindset ingin jadi begitu blogger misalnya yang pastinya butuh dana untuk beli perlengkapannya. Tapi itu kan tidak mudah ya," paparnya.
Akibat tidak memiliki perencanaan keisya yang baik kerap menyebabkan anak muda terjebak pada perilaku yang gali lubang tutup lubang untuk memenuhi kebutuhannya.
ADVERTISEMENT