Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Rentan Jadi Korban Penipuan Online, Ini yang Harus Dilakukan Kalangan Perempuan
1 September 2024 12:43 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kalangan perempuan sebagai ibu rumah tangga maupun pelaku UMKM cukup rentan mengalami berbagai risiko. Termasuk keamanan dalam ruang ekonomi digital. Apalagi saat ini marak terjadi berbagai kejahatan digital seperti penipuan, pinjaman online ilegal, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menekankan pentingnya literasi keuangan kepada masyarakat, khususnya kepada kelompok perempuan pelaku UMKM, sehingga dapat memanfaatkan layanan produk dan jasa keuangan yang legal untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Selain itu, literasi keuangan penting agar masyarakat terhindar dari penawaran pinjaman online ilegal serta penipuan berkedok investasi.
“Ibu-ibu ketika kita menggunakan produk dan jasa keuangan, ibu-ibu pertama harus paham dulu. Karena banyak sekali mereka di luar sana yang mengincar kita untuk menipu kita. Kalau kita sudah pakai produk dan jasa keuangan yang benar, jangan menggunakan produk dan jasa keuangan yang ilegal," ujar Friderica saat menjadi narasumber dalam kegiatan Edukasi Keuangan bagi Pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga bertema 'Perempuan Pejuang Ekonomi Keluarga' yang digelar di Surabaya, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
"Ibu-ibu harus cerdas keuangan ya, harus pintar mengelola keuangan keluarga, harus bisa menjaga diri dan keluarga dari berbagai modus penipuan untuk masa depan yang sejahtera," imbuhnya.
Senada dengan Friderica, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyampaikan tentang pentingnya untuk berhati-hati dalam melakukan transaksi keuangan khususnya secara digital.
“Bank Indonesia mengajak Ibu-Ibu untuk selalu peka terhadap transaksi keuangan, yaitu dengan peduli dan tahu benar apa yang dilakukan juga mengenali untuk apa transaksinya, kalau ada apa-apa jangan takut untuk speak up diadukan ke nomor-nomor pusat pengaduan," kata Destry.
Destry mengungkapkan bahwa saat ini juga ada tren perempuan memiliki akses terhadap teknologi digital yang lebih tinggi dibanding pria.
"Maka jika tidak diimbangi literasi keuangan yang baik, tentu akan merugikannya. Seperti terjerat pinjol, judi online, itu karena pemahaman yang rendah. Perlu dipahami bagaimana menggunakan sistem pembayaran yang baik," tutur Destry.
ADVERTISEMENT
Ia lantas membagikan beberapa tips agar perempuan tidak menjadi korban kejahatan digital dalam bidang keuangan. Di antaranya tidak mudah percaya dengan kode QRIS yang saat ini mulai menjadi metode pembayaran favorit masyarakat. Selain itu memastikan nama merchant atau penerima QRIS sesuai dengan tujuan saat bertransaksi.
Berikutnya, waspadai modus penipuan online melalui pengiriman aplikasi atau dokumen mencurigakan. Serta jangan mudah melakukan klik terhadap tautan yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
"Teknologi saat ini membawa kemudahan, namun juga memunculkan tantangan baru. Ibu-ibu harus pintar dalam mengoperasikan layanan digital, harus selalu waspada terhadap berbagai risiko," tandasnya.
Kegiatan edukasi keuangan ini terselenggara secara hybrid dengan jangkauan peserta sebanyak 1.670 peserta Pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga terdiri dari 366 peserta yang hadir secara tatap muka dan 1.304 peserta hadir secara online.
ADVERTISEMENT