Konten Media Partner

Riset: 95% Remaja di Indonesia Kurang Konsumsi Buah dan Sayur

9 Desember 2021 11:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi buah-buahan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buah-buahan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Indonesia diprediksi akan memiliki bonus demografi pada tahun 2030, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).
ADVERTISEMENT
Namun, dominasi usia produktif itu bisa jadi 'pisau bermata dua' jika kelompok muda tersebut tidak menjaga kesehatannya sejak sekarang. Salah satu yang penting diperhatikan terkait dengan pola makan gizi seimbang.
Diungkapkan dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO, Direktur dari Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, 95% remaja di Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
"Malah kondisi remaja saat ini di masa pandemi sangat suka beli makanan secara delivery. Dan makanan yang dipilih kebanyakan junk food. Ini kan tidak sehat," ujar Imran dalam webinar, Kamis (9/12).
Lebih lanjut dikatakan Imran, bonus demografi yang dimiliki Indonesia pada 2030 mendatang harus diintervensi mulai dari sekarang. Artinya pola makan gizi yang seimbang pada remaja harus menjadi perhatian serius.
ADVERTISEMENT
"Remaja saat ini akan menjadi pemimpin ketika terjadi bonus demografi itu. Sehingga mereka harus diintervensi mulai dari sekarang," tukasnya.
Menurut Imran, pola makan gizi yang seimbang haruslah rendah kalori, rendah gula, rendah lemak, namun tinggi serat. Nah, sayur dan buah-buahan mengandung nilai serat tinggi.
"Kurang mengonsumsi buah dan sayuran nantinya juga dapat memicu diabetes maupun hipertensi," imbuhnya.
Agar remaja dapat memenuhi pola makan gizi yang seimbang, kata Imran, maka dunia remaja harus didekati. Saat ini remaja cukup dekat teknologi. Oleh sebab itu kampanye hidup sehat dengan menyasar remaja harus dilakukan secara digital pula.
"Dunia remaja harus didekati agar bisa berperilaku sehat. Salah satunya melalui kampanye #kerendimakan yang menggunakan platform digital," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kampanye digital #KerenDimakan merupakan sebagai sebuah inisiatif bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan United Nations World Food Programme (UN WFP) untuk meningkatkan kualitas gizi remaja Indonesia.