Konten Media Partner

Riset Unair: 9 dari 10 Orang Indonesia Pernah Melakukan Gratifikasi

25 Januari 2025 11:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rilis hasil penelitian AILG terkait sikap toleransi masyarakat Indonesia terhadap korupsi. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Rilis hasil penelitian AILG terkait sikap toleransi masyarakat Indonesia terhadap korupsi. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Korupsi masih menjadi permasalahan serius yang sulit dibasmi di Indonesia. Apalagi tak sedikit masyarakat yang menganggap gratifikasi menjadi hal yang lumrah. Gratifikasi adalah pemberian yang diterima oleh seseorang, baik berupa uang, barang, atau fasilitas.
ADVERTISEMENT
Hal mengejutkan terungkap dari hasil riset yang dilakukan Airlangga Institute for Learning and Growth (AILG) Universitas Airlangga (Unair), yang menyebutkan 9 dari 10 orang Indonesia pernah melakukan gratifikasi setidaknya 1 kali.
"Gratifikasi ini biasanya berupa pemberian uang pelicin, untuk berbagai tujuan. Intinya untuk mempermudah urusan pekerjaan," ungkap Chairman AILG, Dr. Eko Supeno, saat merilis hasil penelitiannya terkait sikap toleransi masyarakat Indonesia terhadap korupsi, Jumat (24/1) sore.
Dalam penelitiannya, AILG mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia menganggap pemberian gratifikasi bagian dari kebiasaan. Misalnya, sebagai ungkapan rasa terima kasih, tradisi, bahkan untuk menjaga relasi.
Ada pun persentasenya yakni gratifikasi sebagai ucapan terima kasih sebanyak 45 persen, untuk membangun relasi 14,6 persen, dan untuk mendapat perlakuan khusus sebanyak 17,4 persen.
ADVERTISEMENT
“Uang tunai, medium paling sering digunakan untuk memberikan gratifikasi,” imbuh Eko.
Dari hasil penelitian tersebut juga didapatkan fakta bahwa sebanyak 50,1 persen pemberian gratifikasi terjadi atas inisiatif masyarakat itu sendiri.
Eko menegaskan bahwa terbentuknya AILG menjadi wujud komitmen Unair untuk berkontribusi bagi negara.
"Dengan AILG, semoga kita dapat memberikan yang terbaik untuk Indonesia yang lebih tertata, lebih baik di masa depan," katanya.
Sementara itu dijumpai dalam kesempatan yang sama, Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih, MT Ak menuturkan dalam AILG pakar-pakar Unair dapat menuangkan ide, gagasan, dan pikiran dalam bentuk kebermanfaatan, termasuk riset dan pengabdian masyarakat.
"Pakar-pakar kita sangat banyak dan berpengalaman dari segi riset inovasi dan lain sebagainya. Ini harapan kita semua. Ada beberapa yang secara teknis sudah memulai, kawan-kawan di fakultas, lembaga, badan-badan di Unair, untuk mendorong supaya bisa mengkonsolidasikan sumber daya yang ada dengan baik," tukasnya.
ADVERTISEMENT