Konten Media Partner

Rupiah Melemah, Apa yang Harus Kita Lakukan?

23 April 2024 10:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah, yakni masih berada di k di kisaran Rp 16.200 per dolar AS. Meskipun penurunan nilai rupiah menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi masyarakat Indonesia juga dapat membantu pemerintah mengatasi permasalahan ini.
ADVERTISEMENT
"Upaya yang bisa dilakukan (untuk mendongkrak rupiah) salah satunya adalah kampanye bangga menggunakan produk dalam negeri," ujar Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, saat ditemui Basra usai acara Media Briefing “Penguatan Sinergi untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur”, Senin (22/4).
Erwin melanjutkan, dengan kampanye bangga menggunakan produk dalam negeri akan dapat mengurangi kebutuhan terhadap pemakaian mata uang dolar. Apalagi banyak produk dalam negeri yang tidak kalah berkualitas dan bahkan sudah menembus pasar internasional.
Erwin menuturkan pelemahan mata uang terhadap dolar tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di beberapa negara lainnya. Hanya saja melemahnya rupiah dianggap masih lebih baik dibanding negara lain.
ADVERTISEMENT
"Beberapa negara tidak hanya Indonesia, nilai tukar mata uangnya mengalami tekanan terhadap dolar. Secara rata-rata Indonesia relatif masih lebih baik dibanding negara lain," imbuh Erwin.
Kegiatan kolaborasi media briefing ini sendiri kali pertama diselenggarakan bersama 4 pemangku kebijakan ekonomi, moneter, dan keuangan untuk membangun engagement (kesepakatan) dan memperkuat sinergi dalam menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
"Saya mengharapkan agar kegiatan yang baik ini dapat dilakukan secara rutin dan berkelanjutan dengan menggandeng media sebagai partner dalam mengkomunikasikan respons kebijakan terkait dinamika ekonomi terkini kepada publik," tukas Erwin.