Konten Media Partner

Saat Siswa Mengadu Jadi Korban Bullying, Ini yang Harus Dilakukan Sekolah

14 Desember 2024 7:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Kota Surabaya Syaiful Bachri. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Kota Surabaya Syaiful Bachri. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Siswa SMP di Surabaya, CW (14), menjadi korban bullying dari teman-temannya di sekolah. Tak hanya verbal, bullying fisik juga diterima CW. Saat melaporkan kasus bullying tersebut ke sekolah, CW harus menelan kekecewaan. Pasalnya, pihak sekolah tak merespons dengan baik.
ADVERTISEMENT
Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Kota Surabaya Syaiful Bachri mengaku prihatin atas apa yang menimpa CW. Syaiful juga menyayangkan sikap dari pihak sekolah saat CW mengadu perlakuan bullying yang diterimanya.
"Sangat disayangkan, pihak sekolah tidak merespons dengan baik. Seharusnya kan tidak boleh begitu," tutur Syaiful, saat dihubungi Basra, Sabtu (14/12).
Syaiful mengingatkan, saat siswa melaporkan kasus bullying ke sekolah, pihak sekolah harus merespons laporan tersebut dengan baik, terlepas apakah nantinya laporan itu benar atau tidak.
"Terlepas laporan itu benar atau tidak, direspons dulu saja dengan baik, kemudian ditelurusi kejadiannya. Ini penting dilakukan sekolah demi psikis siswa," tegasnya.
Syaiful mengatakan, sekolah harus bisa menjadi tempat yang ramah bagi anak. Tidak hanya sekadar tagline tapi juga dalam penerapan kesehariannya.
ADVERTISEMENT
"Sekolah ramah anak tidak hanya berupa slogan kata, tapi penerapannya harus benar-benar aman dan nyaman bagi anak," tukasnya.
Selain itu, Syaiful juga meminta kepada siswa agar berani bersuara ketika menerima perlakuan bullying di sekolah.
"Harus berani speak up (kalau dibully) agar bisa segera ditangani dan tidak berkelanjutan," pungkasnya.