Sakit Kepala Jadi Gejala Pecahnya Pembuluh Darah di Kepala, Benarkah?

Konten Media Partner
5 Januari 2023 14:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sakit kepala. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sakit kepala. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dr dr Andrianto SpJP(K) FIHA FAsCC mengungkapkan, pecahnya pembuluh darah di kepala dapat menyebabkan terganggunya suplai oksigen dan nutrisi pada otak.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah hal itu, ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai. Apa saja gejalanya?
Menurut Dr Andrianto, gejala yang sering terjadi pada seseorang yang berisiko mengalami pecah pembuluh darah di kepala adalah sakit kepala.
"Gejala ini mirip dengan gejala penyakit lainnya. Sehingga banyak orang yang tidak sadar kalau ada masalah yang berpotensi pembuluh darah pecah di kepala,” ungkapnya, Kamis (5/1).
Dr Andrianto mengatakan, keluhan sakit kepala dapat terjadi secara berulang. Rasa sakit yang dirasa akan meningkat seiring berjalannya waktu, dan ketika diberi obat berupa anti nyeri tidak ada perbaikan.
“Kalau sampai tekanan yang ada di dalam kepala meningkat bisa terjadi mual dan muntah,” ucapnya.
Ia menuturkan, vertigo juga menjadi gejala yang harus diwaspadai. Demikian pula kesulitan bicara, pingsan dan kelemahan otot tangan dan kaki.
ADVERTISEMENT
"Berbagai gejala tersebut perlu diwaspadai apalagi disertai faktor risiko seperti usia lanjut, tekanan darah tinggi atau hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, riwayat merokok, dan sebagainya. Oleh karenanya harus ada pemeriksaan lanjutan,” tambahnya.
Dosen Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK Unair ini menyebut, pecahnya pembuluh darah di kepala sangat erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Sementara itu, hipertensi berhubungan dengan tingginya kadar kolesterol, obesitas, diabetes, stres, dan merokok. “Untuk mencegah hal tersebut, tentunya harus mulai melakukan perubahan gaya hidup sejak muda,” tukasnya.