Sama Bahayanya dengan Rokok, Vape Bisa Picu Pneumonia dan Bronkitis

Konten Media Partner
19 Januari 2024 17:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vape. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vape. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penggunaan vape (rokok elektrik) saat ini semakin popular terutama di kalangan remaja Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa 1 dari 4 orang di Indonesia dinyatakan pernah mengkonsumsi vape, bahkan sebagian orang menyakini bahwa vape lebih aman dari rokok konvensional. Padahal kenyataannya baik vape maupun rokok konvensional sama-sama memiliki potensi bahaya kesehatan bagi penggunanya maupun bagi orang di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Vella Rohmayani Dosen Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Program Sarjana Terapan UM Surabaya menyebut, remaja menjadi salah satu kelompok rentan yang banyak terpengaruh menggunakan vape, karena beberapa faktor. Di antara pengaruh teman sebaya, anggapan bahwa vape lebih aman, persepsi penggunaan vape sebagai cerminan keberanian dan kedewasaan, pengaruh iklan di media massa, rasa ingin tahu yang besar terhadap hal baru, vape sebagai alat untuk menghilangkan stres, kemudahan akses pembelian produk vape, serta kurangnya pengetahuan tentang risiko vape bagi kesehatan.
“Yang harus diketahui, dampak negatif dari penggunaan vape jangka panjang adalah terjadinya paparan zat berbahaya yang memicu terjadinya tiga masalah. Yakni kesehatan fisik, kecanduan nikotin dan risiko perilaku menyimpang,” ujar Vella, dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Jumat (19/1).
ADVERTISEMENT
Vella lantas mengungkapkan bahaya vape bagi kesehatan fisik. Menurutnya, vape memiliki kandungan propylene, glycol, perasa, air dan nikotin yang berbahaya bagi kesehatan, terlebih jika dikonsumsi jangka panjang, terutama bagi remaja yang masih dalam masa pertumbuhan.
“Pengguna vape memiliki risiko tinggi terserang gangguan pernapasan, seperti pneumonia, bronkitis dan seterusnya,” tuturnya.
Kemudian kecanduan nikotin. Nikotin merupakan kelompok zat adiktif berbahaya yang dapat menyebabkan ketergantungan. Remaja yang terpapar nikotin biasanya akan kesulitan untuk berhenti mengonsumsinya.
Vape dapat menyebabkan risiko perilaku menyimpang. Penggunaan vape pada usia remaja dapat meningkatkan risiko perilaku menyimpang, seperti konsumsi alkohol dan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya).
“Oleh sebab itu penting untuk melakukan upaya preventif penggunaan vape, terutama di kalangan remaja. Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam rangka penerapan langkah-langkah preventif maupun kuratif penggunaan vape pada remaja. Mengingat banyak sekali dampak negative vape bagi kesehatan dan pengaruh lainnya,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT