Konten Media Partner

Sambut Natal, Desainer di Surabaya Bikin Pohon Natal Dari Batik

3 Desember 2020 12:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pohon Natal dari kain batik Pamekasan karya desainer Embran Nawawi ini terpajang di lobi Quest Hotel Surabaya. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Pohon Natal dari kain batik Pamekasan karya desainer Embran Nawawi ini terpajang di lobi Quest Hotel Surabaya. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT

Perayaan Natal identik dengan pohon Natal. Menyambut Natal tahun ini, desainer asal Surabaya, Embran Nawawi,
ADVERTISEMENT
membuat sesuatu yang berbeda dengan membangun pohon Natal dari kain batik. Pohon natal dari kain batik karya Embran ini terpajang di lobi Quest Hotel Surabaya.
"Awalnya pak GM (General Manager Quest Hotel Surabaya) ingin bekerja sama dengan saya, karena momennya sudah mau Natal, ya sudah tercetuslah ide membuat pohon Natal dari kain batik," jelas Embran kepada Basra, Kamis (3/12).
Batik yang dipakai Embran untuk membuat pohon Natal setinggi 3,5 meter itu merupakan batik dari Pamekasan dengan motif bunga dan kupu-kupu. Warna-warna cerah yang menjadi ciri khas batik Pamekasan kian memudahkan Embran mengaplikasikannya menjadi sebuah pohon Natal.
Meski demikian, Embran mengaku tak asal memakai warna batik. Bahkan sebelum merancang pohon Natal itu, Embran harus mempelajari dulu tentang makna perayaan Natal.
Desainer asal Surabaya, Embran Nawawi, membuat sesuatu yang berbeda dengan membangun pohon Natal dari kain batik.
"Saya kan enggak pernah bikin pohon Natal, apalagi yang diletakkan di area publik. Jadi harus baca-baca dulu tentang Natal itu apa sih? Enggak asal bikin pohon Natal," tukas Embran.
ADVERTISEMENT
Beberapa warna kain batik yang melambangkan perayaan Natal pun menjadi pilihan Embran. Sejumlah warna itu antara lain hijau, merah, putih, coklat keemasan, biru, dan ungu.
Dijelaskan Embran, warna hijau merupakan perlambang kesuburan dan kesegaran. Sedangkan warna merah menjadi perlambang keceriaan dari setiap perayaan Natal. Adapun warna putih yang menjadi perlambang kesucian.
"Kalau warna coklat keemasan itu menjadi perlambang kemakmuran. Nah kalau warna ungu sengaja saya pilih karena merupakan warna yang identik dengan hotel Quest," paparnya lagi.
Untuk membuat pohon Natal setinggi 3,5 meter itu, Embran membutuhkan 100 meter kain batik atau setara dengan lebih dari 50 potong kain batik. Pohon Natal kain batik itu dikerjakan 12 orang dalam tempo satu hari.
ADVERTISEMENT
Adapun proses pengerjaannnya, kain batik dikerut-kerut terlebih dahulu kemudian disambung dengan lakban. Penyambungan pun harus dilakukan dengan hati-hati agar tak merusak motif batik.
Penyusunan kain batik hingga membentuk pohon Natal juga tak dilakukan secara asal. Makna-makna yang terkandung dalam warna kain batik menjadi dasar penyusunannya. Misalnya warna putih yang diletakkan Embran pada bagian paling atas.
"Putih kan artinya kesucian, menuju pada Tuhan. Itu kenapa saya letakkan paling atas. Kemudian warna biru saya letakkan paling bawah. Warna biru ini mengandung makna kebersamaan, momen yang selalu diciptakan setiap keluarga setiap menyambut Natal. Kebersamaan di bawah pohon natal," ujar Embran.
Tak banyak aksesoris yang dipakai Embran untuk membuat pohon Natal dari kain batik ini, layaknya pohon natal pada umumnya. Disini Embran hanya memakai bintang, lampu, dan lonceng.
ADVERTISEMENT
Penataan lampu dikatakan Embran menjadi bagian tersulit dalam pembuatan pohon Natal kain batik.
"Penataan cahaya lampunya harus pas ya agar batik kian terlihat cantik. Itu menjadi bagian yang paling sulit, sama memasang bintang di bagian paling atas pohon," tukasnya.
Membuat pohon Natal dari kain batik merupakan pengalaman pertama bagi Embran. Apalagi pohon Natal tersebut akan terpajang di area publik hingga awal Januari 2021 mendatang.
"Ini pengalaman pertama bagi saya, jadi rasa penasarannya cukup tinggi. Dan jangan sampai merusak kain batiknya. Apalagi ini juga diletakkan di area publik, dinikmati banyak orang, jadi harus siap dipuji maupun dicela," simpulnya.