Konten Media Partner

Sampah Makanan Bisa Picu Pembentukan Gas Metana

16 Juni 2022 9:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah makanan yang dapat memicu gas metana. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sampah makanan yang dapat memicu gas metana. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kebiasaan buruk menyisakan makanan masih kerap dilakukan masyarakat Indonesia. Jika kita menyisakan makanan, berarti kita turut berkontribusi dalam pemanasan global. Kenapa demikian? Karena salah satu sampah organik itu berasal dari sisa makanan yang saat ini menjadi salah satu kekhawatiran dunia.
ADVERTISEMENT
Menurut lembaga konservasi WWF, saat kita membuang makanan ke dalam tempat sampah, maka sampah-sampah tersebut akan dibawa dan terkubur di tempat-tempat pembuangan sampah. Saat sampah yang berada paling bawah mengalami pembusukan, terbentuklah gas metana. Gas metana akan merusak lapisan ozon bumi karena gas metana termasuk gas-gas rumah kaca yang dapat mengakibatkan perubahan iklim.
Kebiasaan tidak menghabiskan makanan ini juga memiliki dampak sosial yang cukup besar, padahal masih banyak juga masyarakat Indonesia yang kekurangan makanan.
Di tengah kondisi sosial yang beragam dan masa pandemik seperti sekarang, masyarakat diajak untuk berbuat baik dengan lebih menghargai makanan sebagai wujud empati terhadap kelompok masyarakat lain yang membutuhkan. Salah satunya lewat ‘Seribu Nongshim untuk Semua'.
ADVERTISEMENT
Gerakan sosial ‘Seribu Nongshim untuk Semua' yang diinisiasi oleh Nongshim Indonesia, bertujuan untuk mengurangi perilaku menyisakan makanan dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan.
Kegiatan tersebut merupakan gerakan sosial yang diinisiasi oleh Nongshim Indonesia melalui platform digital dengan menggerakkan followers sebagai partisipan.
"Kegiatan ini mengajak masyarakat untuk mengikuti aktivitas yang dilakukan di akun media sosial kami, di mana setiap video yang masuk akan dikonversi dengan jumlah produk makanan dari Nongshim untuk dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan," ujar Jenny Liliyanty selaku Brand Manager PT. Sukanda Djaya, Kamis (16/6).
Lebih lanjut dikatakan Jenny, kegiatan ini juga bertujuan menyampaikan pesan sosial secara positif mengenai dampak akan perubahan kebiasaan konsumsi makanan dan menumbuhkan rasa empati dari masyarakat secara menyeluruh.
Melalui kegiatan ini, ribuan produk makanan didistribusikan ke beberapa target penerima, di antaranya panti asuhan, non-government organization, komunitas, dan pekerja pelayanan publik, serta masyarakat lainnya yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT