Konten Media Partner

Sampah Sayur dan Buah Bisa Dijadikan Sabun Kertas Ramah Lingkungan

18 Mei 2023 15:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah Sayur dan Buah Bisa Dijadikan Sabun Kertas Ramah Lingkungan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara dengan produksi sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) yang bertajuk Food Waste Index 2021, setiap tahunnya sampah makanan di Indonesia mencapai 20,93 juta ton.
Berlatar belakang hal itu, lima mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) mengagas sebuah inovasi berupa sabun kertas berbahan dasar limbah sayur dan buah-buahan yang telah mengalami fermentasi.
Inovasi bernama T-Soap (Travel Friendly Paper Soap) ini merupakan karya Bernika Citra, Ria Chusnita, Intan Fairuz Zakia, Nuzula Maghfiro, Yahya Bachtiar Ivansyah, dan Bakdiyatul Mukarromah.
Bernika salah satu perwakilan tim menuturkan, pemilihan limbah sebagai bahan dasar inovasinya bermula dari rasa kepedulian terhadap besarnya jumlah limbah di dunia, khususnya Asia.
Untuk itu, ia dan tim berupaya mencari inovasi pengelolaan limbah sehingga menghasilkan produk yang bermanfaat dan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
“Kami mengamati tingginya limbah di dunia utamanya di Asia, sehingga kami mencari inovasi pengelolaan limbah yang mampu diubah menjadi suatu produk yang bermanfaat,” tuturnya, Kamis (18/5).
Lebih lanjut, mahasiswa FISIP Unair ini menjelaskan dalam pembuatan inovasinya mereka memanfaatkan limbah sayur dan buah-buahan yang difermentasi kurang lebih selama 3-6 bulan.
Setelah mengalami fermentasi, olahan limbah sayur dan buah-buahan akan ditambahkan cairan untuk pembuatan sabun kertas (paper soap).
"Selanjutnya, cairan tersebut diaplikasikan pada water soluble paper, lalu tunggu hingga kering dan sabun kertas siap digunakan," jelasnya.
Selain mampu mengatasi permasalahan limbah, inovasi ini juga menjadi solusi atas masalah kesehatan khususnya bagi para traveller.
Bernika dan tim melihat jika para traveller merupakan kelompok yang rentan terjangkit penyakit akibat mikroba saat bepergian.
ADVERTISEMENT
"Untuk itu, kamu menciptakan sabun yang tidak hanya praktis tetapi juga aman karena tidak menggunakan bahan kimia dalam pembuatannya," ucapnya.
Keunggulan lain yang dimiliki sabun ini yaitu adanya sifat anti bakteri, khususnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
"Sabun yang kami ciptakan juga memiliki keunggulan lain yaitu sifatnya yang praktis, efisien, ramah lingkungan, dan tanpa bahan kimia,” tambahnya.
Ke depan, Bernika dan tim berharap inovasi sabun ramah lingkungan tersebut bisa dikembangkan dan bermanfaat untuk masyarakat.
Diketahui, berkat ide cemerlang ini Bernika dan tim berhasil menyabet medali emas dalam World Young Inventors Exhibition (WYIE) 2023.
Kompetisi tingkat internasional itu diselenggarakan oleh International Invention, Innovation, and Technology Exhibition (ITEX) dan berlangsung pada 10-13 Mei, 2023 di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia.
ADVERTISEMENT