Konten Media Partner

Sebulan Ada 3 Anak di Surabaya Tewas Tenggelam di Sungai saat Hujan Deras

5 Januari 2025 7:39 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenazah MR, balita di Surabaya yang meninggal usai terseret arus selokan beberapa waktu lalu. Foto: Diskominfo
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah MR, balita di Surabaya yang meninggal usai terseret arus selokan beberapa waktu lalu. Foto: Diskominfo
ADVERTISEMENT
Dalam sebulan terakhir tiga anak dilaporkan meninggal dunia tenggelam di beberapa titik Sungai Kota Surabaya. Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meningkatkan kewaspadaan hingga mewanti-wanti kepada orang tua agar lebih berhati-hati.
ADVERTISEMENT
Kasus anak tenggelam diawali oleh bocah perempuan berinisial MWN, 6 tahun, pada Jumat (19/12/2024). Ia ditemukan meninggal usai terseret arus di selokan Jalan Bumi Sari, Sambikerep.
Lalu pada Selasa (24/12/2024) kejadian bocah tenggelam hingga berakibat hilangnya nyawa juga kembali menimpa balita berinisial MR berusia 3,5 tahun. MR yang tinggal di Babatan Wiyung tergelincir masuk ke selokan terbuka di dekat rumahnya saat sedang bermain air hujan bersama seorang kerabatnya, setelah 4 hari proses pencarian MR ditemukan meninggal dunia.
Terbaru, pada Senin (30/12/2024) seorang remaja dilaporkan hilang tenggelam di Waduk Kedurus. Selang beberapa jam remaja laki-laki berusia 15 tahun itu ditemukan di dasar waduk dalam kondisi tak bernyawa.
Mengantisipasi hal tersebut terulang kembali mengingat Kota Surabaya masih diprediksi akan menghadapi cuaca ekstrem, Pemkot Surabaya terus melakukan berbagai upaya preventif. Di antaranya dengan melakukan imbauan secara masif kepada masyarakat hingga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memasang papan imbauan di sepanjang sungai.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, imbauan kepada masyarakat telah dilakukan melalui Surat Edaran (SE) Wali Kota terkait cuaca ekstrem. Imbauan yang disampaikan yaitu, meminimalisir kegiatan di luar rumah ketika cuaca ekstrem, dilarang berteduh di bawah pohon atau sesuatu yang mudah roboh, serta tidak bermain atau berenang di sungai ketika hujan.
"Kemudian harus cek kendaraan kalau memang harus keluar rumah saat hujan, saat kedaruratan terjadi segera hubungi Command Center 112 untuk penanganan lebih lanjut. Semua sudah kami lakukan dan imbau kepada masyarakat," ujar Hebi, (4/1).
Hebi juga menyampaikan, Pemkot Surabaya terus melakukan koordinasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memperbanyak pemasangan papan imbauan di sepanjang sungai, terutama yang dekat dengan pemukiman penduduk.
ADVERTISEMENT
"Pemasangan papan imbauan sudah ada. Kami terus koordinasi dengan dinas Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang memiliki kegiatan di sana. Koordinasi dengan BPBD Pemprov Jawa Timur juga dilakukan untuk memasang jalur evakuasi apabila terjadi kedaruratan maupun banjir," terangnya.
Ia menegaskan, sosialisasi lewat media sosial juga terus digencarkan agar masyarakat menyadari dampak cuaca ekstrem dan lebih berhati-berhati, terutama ketika beraktivitas di sekitar sungai.
"Tetap kami akan sosialisasikan, memang tidak semua orang mengerti akan bahaya, tetapi ketika informasi itu viral akan membuat masyarakat kembali berpikir," imbuhnya.
Terakhir, Hebi berpesan kepada para orang tua yang memiliki anak balita untuk lebih mengawasi putra dan putrinya saat bermain ketika musim penghujan seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap para orang tua lebih waspada dalam menjaga anak-anaknya. Terpenting jangan keluar rumah saat cuaca ekstrem apabila tidak terlalu penting," pungkasnya.