Konten Media Partner

Sejumlah Siswa MAN di Jatim Gagal Ikut SNBP, Pakar Pendidikan Ungkap Hal Ini

6 Februari 2025 6:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar guru MAN 1 Lamongan yang menggebrak meja saat sejumlah siswa mempertanyakan kegagalan mereka ikut SNPB.
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar guru MAN 1 Lamongan yang menggebrak meja saat sejumlah siswa mempertanyakan kegagalan mereka ikut SNPB.
ADVERTISEMENT
Kisruh siswa terancam tak bisa ikut Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), terus terjadi. Salah satunya viral video guru di MAN 1 Lamongan, Jawa Timur, menggebrak meja saat sejumlah siswa bertanya soal SNBP yang bermasalah.
ADVERTISEMENT
Dalam video viral yang beredar di media sosial, memperlihatkan seorang guru perempuan berbicara dengan nada tinggi kepada sejumlah siswa di dalam ruangan. Akibat sikap guru yang terkesan arogan saat memberikan penjelasan tentang data eligible tersebut, terdengar dalam video sejumlah siswa menangis karena kecewa.
Pakar pendidikan Isa Anshori turut angkat bicara terkait kisruh kasus siswa yang gagal mendaftar SNBP 2025 yang terjadi di sekolah jenjang SMA atau sederajat di sejumlah daerah.
Menurut Isa ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi siswa akhirnya gagal mendaftar SNBP 2025 meski yang bersangkutan berprestasi.
"Ada sejumlah faktor dan itu saling berkaitan satu sama lain. Misalnya sosialisasi yang kurang sehingga menyebabkan sejumlah persyaratan yang harus dilengkapi untuk mendaftar, sulit dipenuhi. Atau bisa juga karena guru tidak paham saat mengupload data siswa," ungkap Isa saat dihubungi Basra, Rabu (5/2) malam.
ADVERTISEMENT
Terkait data siswa yang berprestasi, Isa menyoroti peran Bimbingan Konseling (BK) yang ada di sekolah. Menurut Isa, jika BK harus memiliki data base siswa yang berprestasi. Laporan ini bisa didapat dari masing-masing wali kelas.
"Wali kelas dapatnya dari guru yang mengajar. Harusnya BK punya data base yang bisa dijadikan riset dan analisis siswa yang berprestasi ada berapa. Nah apakah proses data base itu berjalan di sekolah?" tukasnya.
Isa melanjutkan minimnya tenaga guru BK di sekolah menjadi salah satu faktor data base siswa tidak terrecord dengan baik.
"Sekarang yang ada guru BK nya 1 tapi jumlah siswa di sekolah ribuan. Kan nggak sebanding. Sehingga analisa tidak berjalan, dan siswa yang jadi korban, salah satunya ya gagal mendaftar SNBP ini," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Reaksi kekecewaan pun diluapkan para siswa yang gagal mendaftar SNBP 2025. Tak hanya menangis, tapi mereka menggelar aksi demo. Mereka mendemo sekolah yang dianggap lalai mengisi dalam menyelesaikan finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
"Kecewa sudah pasti, tapi sudah terlanjur terjadi. Jadikan ini pelajaran berharga. Di sinilah pentingnya peran orang tua untuk terus menguatkan anak agar tidak patah semangat mencoba jalur lain untuk bisa masuk ke kampus yang diimpikan," pesan Isa.
Tak hanya orang tua, pihak sekolah juga harus bisa memotivasi anak didiknya untuk tidak patah semangat.
"Intinya saling menguatkan, memotivasi satu sama lain untuk merebut peluang ada," tandasnya.