Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Selama Pandemi, 72 Persen Keluarga Memesan Makanan Secara Online
18 Agustus 2021 13:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemesanan makanan dan minuman secara online cukup banyak dilakukan di masa pandemi. Hal ini bisa dilihat berdasarkan laporan tren kuliner di masa pandemi yang dilakukan Grab Indonesia bekerja sama dengan NielsenIQ.
ADVERTISEMENT
Salah satu hasil surveinya, 72 persen keluarga Indonesia memesan layanan pesan-antar makanan lebih banyak selama pandemi.
"Survei dilakukan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Survei ini melibatkan responden sebanyak 13 ribu yang merupakan konsumen secara regional, 14 thought-leader di industri food and beverage, dan data platform Grab," jelas ujar Neneng Goenadi, Country Managing Director, Grab Indonesia, Rabu (18/8).
Dalam laporan tersebut terungkap juga jika bisnis kuliner yang bergabung dengan aplikasi pengantaran makanan pada tahun 2020 mengalami 50 persen peningkatan total penjualan bahkan dengan aturan pembatasan makan di tempat.
Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia lebih dari satu tahun memang cukup berdampak pada performa bisnis kuliner. Tak sedikit yang harus gulung tikar karena sepinya pembeli. Berbagai cara pun dilakukan para pelaku usaha kuliner agar dapat bertahan di tengah badai pandemi.
ADVERTISEMENT
Suweger misalnya. Brand kuliner asal Surabaya yang menjual minuman bubble tea yang digandrungi anak muda ini merasakan dampak dari pandemi COVID-19.
Mahasiswa yang menjadi segmen bisnis utamanya harus berbondong-bondong kembali ke kampung halaman saat pandemi. Dengan kondisi seperti ini,
Ghiyats Humam (24), pemilik Suweger
berpikir bahwa strategi ekspansi gerai tidak mungkin bisa dilakukan.
"Kami kembali optimis setelah mendapat insight tentang data pemetaan distribusi pesanan online yang membantu mengambil keputusan mengubah konsep
outlet dan ekspansi gerai di Surabaya dan Sidoarjo," ujarnya.
Ghiyats akhirnya mengkonsolidasikan
rencana perubahan konsep outlet menjadi open-bar outlet guna memperluas basis pelanggan mereka ke kalangan anak muda sampai 30 tahun di Surabaya dan Sidoarjo.
Suweger memulai perjalanan bisnisnya di akhir 2019 di kawasan Keputih dengan menyasar para mahasiswa di daerah-daerah universitas. Menargetkan menjadi brand ternama di antara para anak muda di Surabaya, nama Suweger diadaptasi dari dialek Jawa Timuran, menekankan identitas lokal kebanggaannya, sembari menghadirkan pilihan bubble tea dengan beragam pilihan rasa. Satu cup besar minuman Suweger dibanderol mulai harga Rp11.000.
ADVERTISEMENT
Di tahun yang sama, Suweger memutuskan untuk bergabung di salah satu aplikasi pengantaran makanan untuk meningkatkan visibilitas brandnya secara online. Keputusan Ghiyats bergabung dengan aplikasi tersebut menjadi dewa penyelamat bagi bisnis kulinernya di masa pandemi.