Selamatkan 5 Korban Kebakaran, 3 Anggota PMK Surabaya Raih Penghargaan

Konten Media Partner
1 Maret 2021 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketiga anggota PMK Surabaya yang menerima penghargaan dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Senin (1/3). Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Ketiga anggota PMK Surabaya yang menerima penghargaan dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Senin (1/3). Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Tanggal 1 Maret diperingati sebagai HUT Pemadam Kebakaran atau Damkar. Tahun ini Damkar berusia 102 tahun. Momen HUT Damkar kali ini menjadi hari istimewa bagi tiga anggota PMK Surabaya, yakni Sugeng Hariyanto, Farizal Fujianto, dan Bintoro Fergianto.
ADVERTISEMENT
Ketiga anggota PMK Surabaya itu menerima penghargaan dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Penghargaan diberikan atas jasa ketiganya yang menyelamatkan lima korban kebakaran di Jalan Taman Ais Nasution 31, pada 15 Februari lalu.
Dikatakan Kepala Dinas PMK Kota Surabaya Dedi Irianto, ketiga anggotanya yang kala itu tengah melakukan penyemprotan disinfektan, langsung ke lokasi kebakaran begitu memperoleh informasi terkait kebakaran di Jalan Taman Ais Nasution.
“Lalu begitu ada informasi ada orang di dalam ketika kebakaran, mereka langsung menerobos api yang besar untuk mencari posisi korban yang terjebak,” ujar Dedi, Senin (1/3).
Dengan dibantu semprotan air, lanjut Dedi, dua anggota PMK berhasil menggendong lima korban secara bergantian.
"Dua orang menggendong korban yang terjebak, dan satu petugas lainnya menyemprotkan air sebagai pembuka jalan,” imbuhnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memimpin acara peringatan HUT Pemadam Kebakaran atau Damkar ke 102.
Dikatakan Dedi, HUT Damkar kali ini pun didedikasikan untuk seluruh warga Surabaya. Menurutnya, juru padam kebakaran sesungguhnya adalah warga. Jika warga tanggap dan cepat mengantisipasi maka tidak sampai terjadi bencana kebakaran.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data statistik yang dimiliki Dedi, terdapat peningkatan pemadaman masyarakat atau gotong-royong warga. Pada 2019 ada 10 persen petugas datang ke lokasi api sudah padam, di 2020 meningkat hampir 25 persen petugas datang sudah dipadamkan masyarakat.
“Peran masyarakat sangat baik. Akhir-akhir ini kita datang tinggal pembasahan, pengecekan suhu untuk mengantisipasi timbulnya titik api lagi,” tukasnya.