Konten Media Partner

Selokan dan Sungai Bukan Tempat Pembuangan Minyak Jelantah, Ini Bahayanya

30 Agustus 2023 11:02 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selokan dan Sungai Bukan Tempat Pembuangan Minyak Jelantah, Ini Bahayanya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia merupakan penikmat gorengan. Ini berimbas pada banyaknya sisa minyak yang dipakai untuk menggoreng atau biasa disebut minyak jelantah. Saat ini masih banyak orang yang belum memiliki kesadaran akan bahaya membuang minyak jelantah sembarangan. Umumnya, minyak jelantah dibuang ke saluran dekat rumah, tempat sampah, atau ke tanah. Founder startup pengelolaan sampah, Go Forward, Diana Ilyas, mengungkap dampak negatif minyak jelantah bagi lingkungan.
ADVERTISEMENT
"Dampak negatif dari membuang minyak jelantah ke lingkungan adalah menyebabkan rusaknya habitat perairan dan pencemaran tingkat tinggi," ujar Diana kepada Basra, Rabu (30/8).
Diana melanjutkan, di perairan ada banyak makhluk hidup di dalamnya, bahkan lebih beragam dibandingkan dengan yang ada di daratan. Ketika habitat mereka rusak, tentu akan berdampak pada keseimbangan ekosistem yang ada dan berujung pada krisis iklim.
"Selain itu pembuangan minyak jelantah secara langsung juga dapat menyebabkan penyumbatan saluran air," imbuhnya.
Diana menjelaskan, minyak jelantah termasuk dalam jenis sampah organik, karena bahan dasarnya dari kelapa dan tergolong dari sisa kegiatan dapur. Selain itu jelantah juga terdapat grease atau limbah lemak dari perhotelan atau rumah makan.
Diana menuturkan jika dimanfaatkan dan dikelola dengan benar, limbah minyak jelantah memiliki potensi ekonomi yang cukup besar.
ADVERTISEMENT
"Ada banyak inovasi pendaur ulangan minyak jelantah. Skala yang paling mudah adalah diubah menjadi kerajinan tangan seperti dekorasi seni ukir atau aroma terapi," ujarnya.
"Selain itu dapat juga dijadikan sebagai sabun. Untuk skala lebih proper dapat digunakan sebagai biodiesel. Hal ini karena bahan dasar minyak jelantah adalah kelapa," sambungnya.
Diana kembali menegaskan membuang limbah minyak jelantah secara langsung akan berbahaya bagi lingkungan. Sehingga minyak jelantah perlu diolah sebelum dibuang.
"Caranya adalah menyerahkan minyak jelantah kepada pengepul, bank sampah atau perusahaan pengelola sampah untuk ditreatment lebih lanjut. Karena pembuangan minyak jelantah secara langsung di alam berbahaya," tukasnya.
"Kalau di Jepang ada bahan pembeku yang dipakai sebelum membuang minyak jelantah. Kenapa dibuang? karena sistem persampahan di sana dapat langsung mengelola hal tersebut. Tapi sebaiknya adalah gunakan minyak sesuai kebutuhan," tegasnya lagi.
ADVERTISEMENT
Diana mengungkapkan, apabila memang membutuhkan penggunaan minyak dalam skala besar, sisa minyak dapat dikumpulkan dan disetorkan kepada pengelola minyak jelantah. Pastikan bahwa sisa minyak itu tidak dijual untuk digunakan kembali.
"Nah di Go Forward ada layanan golantah. Ini adalah layanan pengelolaan minyak jelantah. Masyarakat dapat melakukan pendaftaran dan mengirimkan jelantah mereka ke partner terdekat kami. Untuk selanjutnya ada kalkulasi point sebagai bentuk apresiasi mereka dalam penyetoran jelantah. Poin-poin ini dapat ditukarkan dalam bentuk e-money atau recycling kit dari Go Forward," tandasnya.