Konten Media Partner

Seperti Ini Efek Samping Vaksin Pfizer untuk Anak Usia 6 Bulan

30 Desember 2022 14:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin COVID-19. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin COVID-19. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin COVID-19 produksi Pfizer-BioNTech untuk anak usia 6 bulan-11 tahun.
ADVERTISEMENT
Bidang Pengembangan, Penelitian & Pendidikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Jatim dr Dominicus Husada mengungkapkan yang keluar saat ini baru izin dari BPOM bukan petunjuk untuk memberikan vaksinasi kepada anak usia mulai 6 bulan.
"Keputusan memberikan vaksinasi akan keluar dari suratnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Biasanya kalau sudah ada izin BPOM dan vaksinnya ada akan segera ditindaklanjuti," ujarnya saat dihubungi Basra, Jumat (30/12).
Adapun jenis vaksin yang digunakan untuk anak mulai usia 6 bulan adalah Vaksin Comirnaty Children, yaitu vaksin COVID-19 dengan platform mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech.
"Vaksin Pfizer untuk anak 6 bulan sampai 4 tahun, dan 5 tahun sampai 11 tahun, dan 12 tahun ke atas itu beda. Jadi enggak bisa pakai vaksin yang untuk dewasa dengan hanya dikurangi (dosisnya)," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Dominicus lantas menegaskan jika adanya vaksinasi untuk anak mulai usia 6 bulan ini bukan karena desakan pihak tertentu, tapi sudah menjadi bagian dari rencana Kemenkes dalam menanggulangi COVID-19.
"Vaksin COVID-19 ini penting (untuk anak usia mulai 6 bulan) tapi bukan prioritasnya. Yang prioritas itu kelompok lansia dan komorbid. Ini melihat aspek epidemiologinya," tuturnya.
"Saat ini kasus yang lagi naik di Jepang dan China, anak-anak yang masuk rumah sakit banyak banget. Jadi anak ini butuh (vaksin) tapi urutan pertama itu tetap lansia dan komorbid," sambungnya.
Sementara itu terkait efek samping vaksin pada anak usia mulai 6 bulan, Dominicus mengungkapkan jika efek sampingnya minimal tak berbeda jauh dengan efek samping usai vaksin lainnya.
ADVERTISEMENT
"Yang jelas jauh lebih ringan daripada yang disebabkan oleh COVID-19 nya. Misalnya disuntik itu bisa njarem, tapi kalau terpapar COVID-19 tentunya lebih parah," tandasnya.