Konten Media Partner
Seperti Popularitas Kimono, Kebaya Diharap Bisa Mendunia
3 Juli 2025 12:26 WIB
·
waktu baca 3 menitKonten Media Partner
Seperti Popularitas Kimono, Kebaya Diharap Bisa Mendunia
Film “Gadis Kretek” membuat kebaya kembali hidup dikalangan perempuan. #publisherstory #beritaanaksurabayaBASRA (Berita Anak Surabaya)



ADVERTISEMENT
Kebaya adalah salah satu pakaian khas Indonesia yang sudah jadi 'fashion icon' nusantara. Mulai kebaya brokat, katun, hingga renda sudah banyak dikreasikan agar semakin nyaman dan chic saat dipakai.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan komunitas penggiat kebaya menggelar peragaan busana dalam rangka memperingati Hari Kebaya Nasional pada 24 Juli 2025 mendatang.
Ketua FPPI Provinsi Jawa Timur, Yuli Andriyani mengutarakan kebaya ini merupakan aset penting bagi identitas bangsa, khususnya busana untuk perempuan. Selain itu, komunitas penggiat busana adalah penggerak utama bagi pelestarian kebaya dengan cara selalu memberikan ruang tampil di kehidupan masyarakat.
“FPPI mendorong terus para pelaku industri busana untuk tidak meninggalkan busana kebaya yang merupakan aset kebudayaan warisan bangsa. Oleh karena itu, kami berupaya terus mengingatkan kembali peran-peran perempuan dalam menjaga wastra busana untuk terus berinovasi menampilkan karya terbaik. Kita berharap perempuan di Indonesia mempunyai kekuatan penuh untuk tampil dengan hasil ide-idenya pada busana,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Yuli menambahkan penggunaan kebaya saat ini sudah merambah pada dunia industri perfilman atau entertainment lainnya yang menggunakan kebaya sebagai busananya. Perihal ini adalah peluang besar untuk melestarikan busana kebaya dari generasi ke generasi penerus.
“Film “Gadis Kretek” membuat kebaya kembali hidup dikalangan perempuan, mereka menggunakannya disetiap acara-acara pesta dan kantoran. Banyak hal yang dapat dipadukan dari busana kebaya ini, semisal atasan kebaya dipadukan dengan celana casual tidak harus dengan jarit, itu juga menjadi hal baru dalam kebaya agar tidak terkesan kuno,” imbuh Yuli yang saat itu diberikan kejutan ditengah acara karena berulang tahun.
Kebaya bukan sekedar pakaian tetapi kebaya merupakan busana yang menjadi pembeda identitas di berbagai negara. Beberapa contoh busana negara tetangga khususnya pada perempuan menjadi popular dari masa ke masa yang dipertahankan sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
“Kebaya ini busana Nasional dari Indonesia, sama seperti Kimono dari Jepang dan beberapa negara lainnya busana untuk perempuan sampai saat ini masih menjadi busana nasional. Cara pemakaian kebaya nasional juga perlu diperhatikan, yaitu segala kelengkapan dari atas hingga ujung kaki harus sesuai aturannnya, semisal jika tidak menggunakan hijab wajib untuk disanggul dan untuk bagian busana wajib menggunakan kebaya dan jarit karena itu merupakan bagian dari wastra," ujar Ita Puspitadewi dari Himpunan Ratna Busana (HRB).
Perihal senada juga disampaikan oleh Ketua Ikatan Wanita Pengusahan Indonesia (IWAPI) Surabaya, Sofi Riandini. Ia menjelaskan sebagai perempuan Indonesia perlu mendukung secara penuh perkembangan busana, khususnya kebaya. Berbeda tentang pakem atau rumusan bukan penghalang bagi perempuan untuk tetap melestarikan kebaya sebagai kebanggaan.
ADVERTISEMENT
“Mencintai produk hasil karya anak bangsa ini, khususnya kebaya itu tidak sulit. Cukup kita konsisten saling menghargai setiap pakem setiap desainer untuk kita apresiasi. Sepertihalnya salah satu modifikasi yang banyak kita lihat dari peragaan ini menggunakan pakem kutu baru yang dikombinasikan degan jahitan bunga merah atau yang lain, jadi tidak membosankan,” ujarnya saat hadir dalam Kebaya Fashion Parade 2025 di Wyndham Hotel Surabaya. (Dipta Wahyu)