Sering Dianggap Remeh, Komunikasi Anak dan Ortu Kunci Cegah Pergaulan Negatif

Konten Media Partner
11 Januari 2023 10:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi interaksi ibu dan anak. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi interaksi ibu dan anak. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak sedikit orang tua yang khawatir anaknya akan terlibat dalam pergaulan yang buruk yang membuat anak akhirnya menjadi nakal. Apalagi di zaman modern dengan teknologi yang serba canggih ini, ada berbagai godaan dan tantangan yang bisa menjerumuskan anak ke dalam kenakalan remaja bahkan sampai terjerat tindak kriminal seperti kasus yang cukup menghebohkan publik sekarang ini, pembunuhan bocah 11 tahun di Makassar oleh pelaku yang masih di bawah umur.
ADVERTISEMENT
Menurut Kriminolog Universitas Surabaya (Ubaya) Dr. Elfina L.Sahetapy, S.H., LL.M, orang tua zaman sekarang tidak bisa berlaku seperti orang tua zaman dulu, menegur dan memarahi anak.
"Orang tua sekarang itu karena zamannya sudah berubah orang tua sekarang harus bisa jadi teman bagi anak. Sehingga anak bisa bebas untuk mengeluarkan uneg-uneg nya," kata Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Ubaya ini kepada Basra, Rabu (11/1).
"Komunikasi yang baik hanya bisa dilakukan dengan orang tua. Orang tua harus membuka ruang komunikasi yang terbuka dengan anak karena anak zaman sekarang anak sudah lebih pintar, sudah tidak bisa lagi didoktrin seperti dulu. Jadi harus ada metode yang berbeda untuk melakukan pendekatan dengan anak," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Demikian halnya dengan pengawasan terhadap anak dalam menggunakan gawai. Dikatakan perempuan yang kerap disapa Ina ini, terkadang orang tua merasa aman anak tidak kemana-mana, hanya berdiam di dalam kamar.
"Padahal kita tidak tahu anak sedang berpikir apa, sedang melihat apa (di gawainya). Itu seharusnya orang tua yang harus lebih aware," tegasnya.
Ina kembali menegaskan pentingnya membangun komunikasi secara terbuka dengan anak, misalnya menanyakan kepada anak yang sudah dilakukan seharian ini.
"Itu kadang-kadang orang tua yang capek (melakukan). Sampai rumah sudah capek pulang kerja, sudah tidak punya waktu lagi berbincang dengan anak. Sehingga anak mencari solusi dengan pemikirannya sendiri," pungkasnya.