Sering Dipandang Sebelah Mata, Ini Fakta Bahaya Sampah Perkantoran

Konten Media Partner
15 Agustus 2023 10:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sering Dipandang Sebelah Mata, Ini Fakta Bahaya Sampah Perkantoran
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bicara tentang sampah tak melulu dari rumah tangga tapi juga bisa dihasilkan dari perkantoran. Sampah perkantoran jenisnya hampir sama dengan sampah rumah tangga hanya saja sampah yang dihasilkan perkantoran lebih banyak berupa sampah kering.
ADVERTISEMENT
"Misalnya penggunaan kertas dokumen yang juga bisa jadi sampah. Kemudian kalau ada pengecatan ulang atau renovasi kantor, take away dari makanan (yang dipesan karyawan kantor) juga berpotensi jadi sampah," ujar Diana Ilyas, founder start up pengolahan dan pengangkutan sampah Go Forward kepada Basra, Selasa (15/8).
Diana mengungkapkan karyawan perkantoran biasanya memiliki kebiasaan membuang sampah seperti halnya di rumah, yakni sampah dibuang begitu saja pada tempatnya tanpa dipilah dulu.
"Padahal sampah perkantoran ada yang punya nilai tambah, tapi jika dicampur begitu saja akan mengurangi nilai tambah itu," tukasnya.
Diana menuturkan sampah yang dibuang begitu saja tanpa pemilahan terlebih dahulu akan berdampak pada lingkungan, seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang cepat penuh dan harus membuka lahan baru lagi untuk dijadikan TPA. Mengatasi sampah perkantoran Go Forward menawarkan solusi terbaik.
ADVERTISEMENT
"Kembali lagi ke satu masalah dalam persampahan, bahwa sampah itu harus dipilah terlebih dahulu. Pemilahan sampah dapat dilakukan dengan membedakan jenis sampahnya, sampah basah dan sampah kering," ungkapnya.
"Mulai dari hal yang simpel itu, kita menyasar orang perkantoran bukan hanya OB (office boy) ya yang perlu diedukasi tapi karyawannya juga. Setelah mereka bisa melakukan pemilahan, kita (Go Forward) kemudian menyasar kepada pengangkutan dan pengolahannya," sambung perempuan berhijab ini.
Diana mengakui sejauh ini tidak banyak orang yang mengetahui perbedaan orang yang menawarkan jasa transporter (pengangkutan sampah) dan pengolahan sampah.
"Karena biasanya yang ada hanya mengangkut sampah kemudian dibuang di TPS atau TPA saja. Sedangkan proses pengolahan sampah tidak hanya sekadar diangkut dan dibuang di TPS atau TPA, tapi lebih dari itu, ada edukasinya juga," terang Diana.
ADVERTISEMENT
Diana menilai sejauh ini awareness karyawan perkantoran terhadap sampah yang dihasilkannya cukup minim. Padahal jika dikalkulasikan banyaknya gedung perkantoran di Surabaya maka sampah yang dibuang begitu saja tanpa pengolahan cukup banyak.
"Dari Pemkot Surabaya sendiri menghendaki sampah itu harus diselesaikan (dipilah) terlebih dahulu, karena pembuangan langsung di TPA bukanlah sebuah solusi utama dan seharusnya jumlah sampah yang dibuang ke TP lebih sedikit jika dibandingkan dengan proses 3R lainnya," tegasnya.
"Memang perlu proses menuju ke sana (masyarakat yang aware akan pemilahan sampah) karena selama ini kita sudah dimanjakan dengan proses pembuangan sampah yang mudah dan murah," imbuhnya.
Bicara tentang bahaya sampah yang dihasilkan dari perkantoran, Diana mengakui jika dibanding dengan sampah lain maka risikonya lebih kecil. Hanya saja durasi orang di kantor cukup lama sekitar 8 jam setiap harinya sehingga produksi sampah juga cukup banyak.
ADVERTISEMENT
"Go Forward sendiri punya layanan jasa waste collection and treatment bukan hanya angkut (sampah) saja, bahkan dalam pengolahan kami cukup transparan terkait prosesnya, dan juga hasil pengolahannya. Yuk kita bareng-bareng mengubah habit kita terkait pengolahan sampah sehingga nantinya anak cucu kita bisa merasakan dampak positifnya," tandas Diana.