Sering Konsumsi Paracetamol, Ini Kerusakan yang Terjadi di Tubuh

Konten Media Partner
8 Maret 2022 14:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, seorang selebgram berinisial AA mencoba melakukan percobaan bunuh diri dengan menelan 50 butir paracetamol dan 50 butir antibiotik.
ADVERTISEMENT
Dimana hal tersebut membuat sang selebgram harus dilarikan ke rumah sakit akibat overdosis.
Lantas, apa dampak yang akan terjadi pada tubuh jika seseorang mengkonsumi paracetamol melebihi batas aman?
Menjawab hal itu, dr. Heru Wijono SpPD FINASIM menuturkan, jika obat paracetamol efektif menurunkan suhu badan. Pasalnya, paracetamol bekerja dengan menghambat zat yang dikenal sebagai prostaglandin (zat dengan struktur kimia menyerupai hormon), sehingga dapat menurunkan suhu badan, flu, hingga sakit kepala.
"Obat ini cepat bekerjanya (2 jam sudah bereaksi) saat diminum, dan 90 persen dipecah di liver. Obat ini juga sering digunakan pada wanita hamil dan menyusui, walaupun termasuk kategori B sehingga pemakaian obat ini pada wanita hamil dan menyusui sebaiknya dibawah pengawasan dokter," kata dr. Heru ketika dihubungi Basra, Selasa (8/3).
ADVERTISEMENT
Terkait dosis pemakaian obat paracetamol, dr. Heru menjelaskan, antara anak-anak dan dewasa dosisnya berbeda. Untuk anak usia 2-12 tahun berkisar dari 160 mg - 480 mg (dibagi dalam dua kali sehari). Sementara untuk dosis maksimal bagi orang dewasa dianjurkan sekitar 4 gram per hari, atau dengan sediaan tablet 500 mg.
"Pada usia di bawah 2 tahun, sebaiknya pemberiannya di bawah pengawasan dokter, karena jalur metabolism obat ini belum sempurna. Tapi semua ini sebaiknya di bawah pengawasan dokter, jangan mencoba sendiri," jelasnya.
Dosen FK Ubaya ini menuturkan, untuk efek samping yang ditimbulkan yakni berkaitan dengan proses pemecahannya di liver (sekitar 90 persen) dan di keluarkan melalui ginjal.
"Efek samping terbanyak yang ditemui adalah kerusakan pada sel liver, karena metabolisme menggunakan jalur glutathione, terjadi di sel liver. Efek lain yang didapatkan di ginjal, terutama pemakaian jangka Panjang," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara pada mereka yang mengkonsumsi alkohol, parasetamol berpotensi lebih besar menimbulkan kerusakan. Karena alkohol juga dipecah di liver, demikian juga pemakaian parasetamol bersamaan dengan obat anti nyeri lain.
"Efek samping pemakaian (paracetamol) jangka panjang terjadi di liver ditandai dengan kenaikan SGPT pada pemeriksaan laboratorium. Tapi efek lain juga terjadi di ginjal (mulai penurunan fungsi ginjal), selain itu kemungkinan reaksi alergi pada kulit juga bisa terjadi," tuturnya.
Mengetahui akan efek samping penggunaan obat paracetamol, dr. Heru menghimbau masyarakat untuk tetap hati-hati dan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
"Meskipun harganya terjangkau dan mudah ditemui, gunakan seperlunya. Tetap berhati-hati dan jangan lupa konsultasikan dengan dokter keluarga kalau mengonsumsi obat," pungkasnya.