Siapa Berkata Dusta, Allah Tak Butuh Lapar dan Haus yang Ditahan Seorang Hamba

Ilustrasi Pixabay

Allah Ta'ala Berfirman,

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Artinya : "Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Qs. Qoof : 18)

Menjaga lisan bukan sebuah perkara mudah. Terutama saat berhadapan dengan orang lain, lidah memang tidak bertulang. Lidah dapat menjadi sesuatu paling tajam, bahkan tajamnya melebihi sebilah pedang.

Tak sedikit orang yang mudah terluka karena omongan. Maka dari itu, seorang muslim seharusnya mampu menjamin keselamatan muslim lainnya dari bahaya tangan dan lidahnya.

Berkaitan dengan lisan ini, banyak sekali nash-nash dalam al-Qur'an maupun hadis nabi yang menjelaskan tentang keutamaan lisan dan bahayanya lisan. Sungguh ini menunjukkan pentingnya masalah lisan di dalam Islam. Terutama kita sekarang berada di bulan suci ramadhan, bulan yang di dalamnya penuh dengan keutamaan, dan bulan yang di dalamnya dilipat gandakan pahala seseorang.

Karena jika kita tidak menjaga lisan ini dalam bulan ramadhan, bisa jadi amal-amalan kita pada bulan ini akan rusak atau bahkan akan menghapuskan pahala kita, nauzubillah.

Rasulullah bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Lihatlah bagaimana akibat dusta dalam puasa, seseorang tidak mendapatkan apa-apa. Oleh karena itu cara kita menjaga lisan yaitu sudah diberitahukan oleh rasulullah,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ

"Siapa yg beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia berkata baik atau diam." Semoga amalan-amalan kita pada bulan ini diterima oleh Allah ta'ala.

Allahua'lam